Perbedaan Stainless Steel 304,316 dan 321

 Stainless steel adalah jenis baja yang mengandung setidaknya 10,5% kromium, yang memberikan ketahanan terhadap korosi dan noda. Kromium membentuk lapisan oksida pelindung yang sangat tipis di permukaan baja yang dikenal sebagai lapisan pasif. Lapisan ini mencegah korosi lebih lanjut dengan menyembuhkan sendiri jika terjadi kerusakan. Selain kromium, stainless steel juga dapat mengandung elemen lain seperti nikel, molibdenum, titanium, tembaga, karbon, nitrogen, dan mangan untuk meningkatkan berbagai sifat.

Jenis Stainless Steel

Stainless steel dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis utama berdasarkan struktur mikro dan komposisi kimianya:

  1. Austenitic:

    • Komposisi: Mengandung kromium, nikel, dan sering kali molibdenum.
    • Sifat: Tidak magnetik, sangat tahan terhadap korosi, dapat ditempa dan dilas dengan baik.
    • Contoh: Grade 304 dan 316.
    • Aplikasi: Peralatan dapur, peralatan medis, dan aplikasi kimia.
  2. Ferritic:

    • Komposisi: Mengandung kromium tetapi dengan kandungan karbon rendah.
    • Sifat: Magnetik, ketahanan korosi yang baik, tidak bisa dikeraskan dengan perlakuan panas.
    • Contoh: Grade 430.
    • Aplikasi: Knalpot mobil, peralatan dapur, dan aplikasi arsitektur.
  3. Martensitic:

    • Komposisi: Mengandung kromium dan karbon lebih tinggi.
    • Sifat: Magnetik, bisa dikeraskan dengan perlakuan panas, ketahanan korosi lebih rendah daripada austenitic dan ferritic.
    • Contoh: Grade 410 dan 420.
    • Aplikasi: Pisau, alat bedah, dan peralatan industri.
  4. Duplex:

    • Komposisi: Kombinasi struktur austenitic dan ferritic.
    • Sifat: Sangat tahan terhadap korosi, kekuatan lebih tinggi daripada austenitic dan ferritic, sedikit magnetik.
    • Contoh: Grade 2205.
    • Aplikasi: Industri kimia, minyak, dan gas.
  5. Precipitation-Hardening:

    • Komposisi: Mengandung kromium dan nikel, serta tambahan elemen lain seperti tembaga dan aluminium.
    • Sifat: Kombinasi kekuatan tinggi dan ketahanan korosi melalui perlakuan panas.
    • Contoh: Grade 17-4 PH.
    • Aplikasi: Komponen pesawat, industri minyak dan gas.

Keuntungan Stainless Steel

  • Ketahanan Korosi: Stainless steel sangat tahan terhadap korosi dan noda dibandingkan dengan baja biasa, membuatnya ideal untuk berbagai aplikasi.
  • Kekuatan dan Daya Tahan: Memiliki kekuatan tinggi dan tahan terhadap keausan dan kerusakan.
  • Kebersihan: Mudah dibersihkan dan tidak mendukung pertumbuhan bakteri, sehingga sering digunakan dalam industri makanan dan kesehatan.
  • Estetika: Penampilannya yang mengkilap dan menarik membuatnya populer untuk aplikasi dekoratif dan arsitektur.
  • Dapat Didaur Ulang: Stainless steel sepenuhnya dapat didaur ulang, menjadikannya pilihan yang ramah lingkungan.

Aplikasi Stainless Steel

Stainless steel digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk:

  • Industri makanan dan minuman: Peralatan memasak, tangki penyimpanan, peralatan pemrosesan.
  • Konstruksi dan arsitektur: Fasad bangunan, jembatan, patung.
  • Peralatan medis: Alat bedah, implan medis, peralatan rumah sakit.
  • Transportasi: Komponen mobil, kapal, dan pesawat terbang.
  • Industri kimia dan petrokimia: Pipa, reaktor, tangki penyimpanan.

Dengan berbagai komposisi dan sifat, stainless steel merupakan bahan yang sangat serbaguna dan digunakan secara luas di banyak industri untuk berbagai aplikasi.

Stainless steel diklasifikasikan menjadi berbagai jenis berdasarkan komposisi kimia dan sifat mekanisnya. Perbedaan antara stainless steel grade 304, 316, dan 321 terutama terletak pada komposisi, ketahanan korosi, dan aplikasi khususnya. Berikut adalah perbandingan rinci:

1. Stainless Steel 304

Komposisi:

  • Kromium: 18-20%
  • Nikel: 8-10.5%
  • Karbon: ≤ 0.08%
  • Mangan: ≤ 2%
  • Silikon: ≤ 1%
  • Fosfor: ≤ 0.045%
  • Sulfur: ≤ 0.03%

Sifat:

  • Ketahanan Korosi: Baik, terutama dalam lingkungan atmosfer dan terhadap berbagai bahan kimia.
  • Sifat Mekanis: Kemampuan bentuk dan pengelasan yang baik, kekuatan sedang.
  • Magnetisme: Non-magnetik dalam kondisi anil, dapat menjadi sedikit magnetik jika dikerjakan dingin.

Aplikasi:

  • Peralatan dapur, wastafel, aplikasi arsitektur, dan trim otomotif.

2. Stainless Steel 316

Komposisi:

  • Kromium: 16-18%
  • Nikel: 10-14%
  • Molibdenum: 2-3%
  • Karbon: ≤ 0.08%
  • Mangan: ≤ 2%
  • Silikon: ≤ 1%
  • Fosfor: ≤ 0.045%
  • Sulfur: ≤ 0.03%

Sifat:

  • Ketahanan Korosi: Lebih baik daripada 304, terutama di lingkungan yang mengandung klorida karena tambahan molibdenum.
  • Sifat Mekanis: Kemampuan bentuk dan pengelasan yang baik, kekuatan sedang.
  • Magnetisme: Non-magnetik dalam kondisi anil, dapat menjadi sedikit magnetik jika dikerjakan dingin.

Aplikasi:

  • Lingkungan laut, peralatan pengolahan kimia, implan medis, dan peralatan farmasi.

3. Stainless Steel 321

Komposisi:

  • Kromium: 17-19%
  • Nikel: 9-12%
  • Titanium: ≥ 5x(C+N) % (biasanya 0.7%)
  • Karbon: ≤ 0.08%
  • Mangan: ≤ 2%
  • Silikon: ≤ 0.75%
  • Fosfor: ≤ 0.045%
  • Sulfur: ≤ 0.03%
  • Nitrogen: ≤ 0.10%

Sifat:

  • Ketahanan Korosi: Seperti 304, tetapi dengan ketahanan yang lebih baik terhadap korosi intergranular karena stabilisasi dengan titanium.
  • Sifat Mekanis: Kemampuan bentuk dan pengelasan yang baik, kekuatan sedang.
  • Ketahanan Suhu Tinggi: Lebih baik daripada 304 dan 316 karena titanium membantu mencegah presipitasi karbida selama pengelasan.
  • Magnetisme: Non-magnetik dalam kondisi anil, dapat menjadi sedikit magnetik jika dikerjakan dingin.

Aplikasi:

  • Komponen dirgantara, pengolahan kimia suhu tinggi, manifold knalpot, dan sambungan ekspansi termal.

Ringkasan Perbandingan:

  • Ketahanan Korosi:

    • 304: Baik untuk tujuan umum.
    • 316: Lebih baik daripada 304, terutama di lingkungan yang mengandung klorida.
    • 321: Mirip dengan 304 tetapi lebih baik untuk aplikasi suhu tinggi.
  • Additif Khusus:

    • 304: Paduan kromium-nikel dasar.
    • 316: Mengandung molibdenum untuk ketahanan korosi yang lebih baik.
    • 321: Distabilkan dengan titanium untuk aplikasi suhu tinggi.
  • Aplikasi:

    • 304: Berbagai aplikasi umum.
    • 316: Lingkungan laut dan kimia.
    • 321: Lingkungan suhu tinggi di mana presipitasi karbida menjadi perhatian.

Memahami perbedaan ini membantu dalam memilih grade stainless steel yang tepat untuk aplikasi spesifik, memastikan kinerja optimal dan umur panjang.

Komentar