TUGAS
PENGANTAR
MANAJEMEN
NAMA
NIM : A31112322
JURUSAN : AKUNTANSI
RUANGAN : 208
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1.
SEBUTKAN FAKTOR – FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEGAGALAN
SUATU BISNIS ?
TINJAUAN TEORITIS
Sekarang
dan pada masa yang akan datang, organisasi dihadapkan pada situasi dan kondisi
yang menuntut adanya pergeseran paradigma dalam memandang lingkungan
sekitarnya. Lingkungan telah berubah. Tidak ada lagi terminologi stabilitas
dalam lingkungan bisnis global dewasa ini, yang terbentang luas saat ini
hanyalah stabilitas yang bersifat semu yang harus disikapi secara
kritis
oleh organisasi. (Wijayanto 2003). Sembiring (2003) dalam artikelnya menegaskan
bahwa salah satu yang perlu dikaji manajemen adalah perubahan lingkungan strategis,
baik dalam skala global maupun domestik. Pada skala global fenomena globalisasi
merupakan indikasi kuat perubahan lingkungan strategis. Globalisasi merupakan
proses di mana masyarakat dunia semakin terhubungkan (interconected)
satu sama lainnya dalam berbagai aspek kehidupan, seperti budaya, ekonomi,
politik, teknologi, dan lingkungan. Dunia berubah menjadi sebuah pasar global,
bukan hanya untuk barang dan jasa, melainkan juga penyedia modal dan teknologi.
Lingkungan
bisnis telah dan sedang mengalami perubahan signifikan. Perubahan tersebut
diperkirakan akan semakin kompleks dan sulit untuk diprediksi. Dengan kata
lain, lingkungan bisnis (akan) semakin turbulen (Kismono, 1999).
Faktor
– faktor yang menyebabkan kegagalan usaha
1. Data dan
Informasi Tidak Lengkap
Pada saat melakukan penelitian data dan informasi yang
disajikan kurang lengkap , sehingga hal- hal yang seharusnya menjadi penilaian
tidak ada. Kemudian , dapat pula data yang disediakan tidak dapat di percaya
atau palsu.
2. Tidaak
teliti
Kegagalan dapat pula disebabkan si penstudi (orang yang
melakukan studi) kurang teliti dalam meneliti dokumen – dokumen yang ada.
Keceerobohan sekecil apapun akan sangat berpengaruh terhadap hasil peneitian.
3. Salah
perhitungan
Kesalahan dapat pula di akibatkan si penstudi salah dalam
melakukan perhitungan. Misalnya , dalam hal penggunaan rumus atau cara
mmenghitung , sehingga hasil yang di keluarkan tidak akurat dalam hal ini perlu
disikapi untuk menyediakan tenaga ahli yang handal di bidangnya.
4. Pelaksanaan
Pekerjaan salah
Para pelaksanaann bisnis sangat memegang peran penting dalam
keberhasilan menjalankan bisnis tersebut. Apabila para pelaksanaann di lapangan
tidak mengerjakan proyek secara benar atau tidak sesuai dengan pedoma yang
telah ditetapkaan , maka kemungkinan bisnis tersebut gagal sangat besar.
5. Kondisi
Lingkungan
Kegagala lainya adalah adanya unsur-unsur yang terjadi yang
memang tidak dapat di kendalikan. Artinya , pada saatb melakukan penelitian dan
pengukuran semuanya sudah selesai dengan tepat dan benar, namun dalam perjalan
akibat dari perubahan lingkungan pada akhrnya berimbas kepada hasil penelitian
dalam studi kelayakan bisnis. Perubahan lingkungan seperti perubaahn ekonomi ,
politik,hokum,social dan perubahan perilaku masyarakat.
6. Unsur
sengaja
Kesalahn yang sangt fatal adalah adanya factor kesengaajaan untuk berbuat kesalahan. Artinya penelitian sengaja membuat kesalahan yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dengan berbagai sebab. Atau para pelaksanaan di lapangan juga melakukan perbuatan yang tercela , sehingga menyebabkan gagalnya suatu proyek atau usaha.
2. APA
KIRA – KIRA LANGKAH STRATEGIK YANG DIPERLUKAN JIKA TERJADI PERUBAHAN LINGKUNGAN
BISNIS YANG DAPAT MENYEBABKAN KEGAGALAN DALAM DUNIA USAHA ?
TINJAUAN
TEORITIS
1.
Faktor-faktor
Pengubah Lingkungan Kompetisi
a. Revolusi Teknologi
Sekarang ini sedang berada dalam era informasi. Lebih dari 275 juta orang
berlanganan internet. Industri dalam bidang IT tumbuh dua kali lipat daripada
pertumbuhan ekonomi. Dan investasi dalam bidang IT mencakup 45% dari total
investasi dalam bidang bisnis. Kemajuan teknologi memberikan kemudahan
kemudahan kepada perusahaan dan pelanganuntuk mendapatkan efektifitas dan
efisiensi.
b. Globalisasi.
Globalisasi didasarkan atas pembangunan ekonomi yang mendunia dengan membuka
pasar dalam negreri terhadap persaingan dari luar negeri dengan menghilangkan
hambatan perdagangan ( trade barriers ).
Penemuan teknologi baru mendorong munculnya globalisasi dan pada gilirannya
globalisasi mendorong perkembangan lahirnya teknologi baru.
- Karakteristik Persaingan Baru
Dengan tinggi dan kompleksnya intensitas persaingan (hypercompetitive ). Sehinnga entrepreneur mengalami kesulitan untuk mengenal siapa dimana bilamana, serta kekuatan dan kelemahan pesaing.
Begitu juga perubahan yang cepat dan hadirnya hypercompetitive membuat perencanaan dan perkiraan tentang pasar menjadi sulit, sehingga pertanyaan ” what business are you in ?’ semakin sulit untuk dijawab.
Dengan permasalahan yang semakin kompleks, maka para pelaku bisnis perlu
menyusun strategi untuk
menghadapi lingkungan kompetisi baru yang dapat memicu kegagalan dalam
usahanya. Berikut adalah beberapa strateginya :
STRATEGI MENGHADAPI LINGKUNGAN KOPETISI BARU
- a. Competing on the Edge ( COTE )
COTE adalah suatu pendekatan terhadap strategi di industri yang mempunyai perputaran yang tinggi dan tingkat kompetensi yangketat. Pendekatan ini dikembangkan berdasarkan riset terhadap 12 bisnis pada industri komputer, suatu industri di mana kemampuan para
manajer dalam mengatasi perubahan yang sangat cepat merupakan hal yang sangat penting / kritis baikbagi perusahaan baru ( new venture = NV ) maupun yang telah mapan ( established corporation = EC ).
Studi dilakukan terhadap enam pasang perusahaan bisnis, dimana tiap pasang menghadapi tantangan strategi tersendiri, seperti teknologi yang mutakhir, trade-off yang sulit antara harga dan features, masalah gaji, dan sebagainya. Tiap pasang terdiri dari perusahaan yang dikenal dominan pada segmennya di industri komputer. - b. Sintesis Strategik
COTE merupakan pendekatan terhadap strategi entrepreneurial yang dilakukan oleh manajer, baik yang berasal dari NV maupun dari EC.
Masing masing jenis perusahaan tersebut bergerak dengan arah yang berbeda menuju ke suatu tujuan bersama, dimana strategi COTE dapat diimplementasikan untuk memuaskan permintaan yang kompetitif dari EC dan NV.
Pada dekade terakhir, perusahaan telah berusaha melakukan perubahan dengan downsizing dan reengineering dengan tujuan agar tercipta organisasi yang ramping, responsif, adaptif dan fleksibel.
- c. Twin Balancing Acts ( Menyeimbangkan keadaan Chaos
dan Birokratis ).
COTE merupakan structural Balancing Act. Satu sisi menunjukan suatu struktur yang telah berkembang baik yang biasa merupakan karakteristik dari organisasi birokratik. Birokrasi menekankan struktur, kontrol yang ketat dan tidak berani mengambil resiko meskipun berada pada ketidakpastian lingkungan.
Pada sisi yang berlawanan terdapat chaos, yang merupakan suatu keadaan yang lazim terdapat dalam New Venture dimana terdapat sedikit struktur dan proses yang terorganisasi. Pada jenis perusahaan ini , manajer sring melakukan berbagai macam hal, seperti berusaha mendapatkan peluang, mengatasi masalah keuangan dan pegawai, menancapkan posisinya di pasar.
Kedua sisi tersebut bukan tempat yang optimal untuk beroperasi. Disatu sisi kaku terhadap perubahan di sisi lain tidak memiliki mekanisme. Posisi yang ideal terletak di tengah dari skala dan disebut ” edge-of-chaos”.
Upaya balancing act dari edge of chaos dan edge of time, melibatkan setidaknya enam proses ( 3 proses structural dan 3 proses waktu ) yaitu : - Improvisation
- Coadaptation
- Patching
- Regeneration
- Experimentation
- Time pacing
- d. Key Structural Processes
Improvisation merupakan kemampuan untuk beroperasi secara fleksibel dengan adanya hambatan sedikitnya aturan dan struktur. Di dalam perusahaan agar dapat berimprovisasi, pegawai diharapkan mempunyai kemampuan dasar yang kuat, dapat bekerja dalam struktur yang minimal, dan sering berkomunikasi. Sehingga diharapkan organisasi dapat beradaptasi terhadap pasar yang berubah. Proses struktur yang kedua adalah coadaptation. Inti coadaptation adalah kolaborasi diantara unit bisnis atau anggota tim. Proses struktur ketiga adalah patching. Patching adalah proses konfigurasi organisasi yang mulus terhadap kesempatan bisnis dan perubahan pasar.
Regeneration merupakan proses waktu yang berhubungan dengan kombinasi antara lama dan baru. Tujuan adalah untuk menemukan keseimbangan antara kesempatan lama yang menghasilkan keuntangan dan juga merasa nyaman dengan kesempatan baru yang kadang berisiko namun menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Proses waktu kedua adalah experimentation. Inti dari proses ini adalah mengembangkan berbagai jenis kemungkinan yang hemat biaya, seperti eksperimen produk, aliansi pasar dan sebagainya. Proses waktu ketiga adalah time pacing, dimana perubahan tidak secara reaktif disebabkan oleh kejadian, tetapi ditentukan secara proaktifpada suatu titik transisi tertentu oleh manajer.
- e. Implementasi Strategi Entrepreneurial COTE
Implementasi dari strategi entrepreneurial COTE bukan hal yang mudah, Namun ada hal-hal yang harus diingat, yaitu : - Iplementasi adalah proses pertumbuhan
- Posos awal dari perusahaan penting bagi implementasi.
Untuk NV
posisinya biasanya chaostic dan terobsesi dengan masa depan. Sedangkan
EC posisi awalnya biasanya sangat tersetruktur dan terfokus pada masa lalu.
Lngkah pertama implementasi bagi kedua perusahaan baik NV maupun EC adalah
mendapatkan ” edge of chaos ”
Bagi EC
- mempunyai budaya organisasi baru yang menghargai
perubahan dan menganggap perubahan sebagai peluang atau kesempatan dan
bukannya ancaman.
- Menyediakan training untuk membantu pegawai agar
mempunyai entrepreneurial mindset dan mempunyai budaya perubahan.
- Melakukan penyederhanaan proses dan pengurangan
struktur dengan tujuan untuk mendpatkan agility, bukan hanya efisiensi.
Bagi NV
- Untuk memperoleh ” edge of chaos ” diperlukan adanya
tambahan disiplin.
- Perlu adanya tambahan peraturan, yang tidak mengurangi
kreativitas.
- Diperlukan tambahan struktur untuk mengatasi
pertumbuhan,
- Langkah berikutnya adalah ” edge of time ”
Untuk EC, para manajer diharapkan berfikir secara modular. Sedangkan untuk
NV, manajer harus lebih berfikir mengenai nilai dari pengalaman. Yaitu
selain berfikir menganai cara-cara baru dalam menghadapi permasalahan,
manajer dapat mengambil pengalaman masa lalu yang relevan.
Langkah terakhir adalah ” time pacing ”. Untuk EC hal ini memerlukan pemeriksaan atas ritme yang tidak dikenaliyang mungkin terdapat di organisasi.
Pada keduanya baik EC maupun NV manajer harus memperhatikan kompetitors, komplementer, pembeli, supplier agar dapat mempelajai retme mereka.
BLUE OCEAN
Pendekatan
baru dalam strategi memenangkan bisnis adalah konsep Blue
Ocean. Blue Ocean mendorong pelaku bisnis untuk memasuki pasar baru
yang potensial, dan yang selama ini “dilupakan” oleh para pesaing. Hal ini
berbeda dengan strategi red ocean, dimana semua kompetitor memberikan tawaran
fitur produk yang seragam, sama, dan semua saling memperebutkan pasar yang juga
sama. Sehingga terjadi pertarungan yang berdarah-darah, lantaran arena
persaingan diperebutkan oleh para pemain yang menawarkan keseragaman produk dan
pendekatan. Jika hal ini bisa dihindari mengapa tidak?
Strategi ini kuncinyan
adalah menciptakan ruang pasar tanpa pesaing,
dan membiarkan kompetisi tidak lagi relevan. Yang dituntut untuk menjalankan
strategi persaingan ini adalah kemampuan melakukan inovasi.
Pasar kita adalah pasar baru yang belum dimasuki orang lain. Pasar yang sudah
establish dimasuki orang lain tidak terganggu oleh kehadiran kita karena segmen
pasar, atau fitur yang ditawarkan berbeda. Strategi ini menjadikan bisnis kita
bukan tipe follower tetapi leader dalam pasar. Selain itu energi kita bisa
difokuskan pada kualitas produk bukan menghabiskan resource menghadapi pesaing.
Contoh
sukses dalam menerapkan strategi tanpa pesaing ini pernah dilakukan oleh
Apple dengan iPod-nya. Saat orang lain ramai-ramai bersaing
memperebutkan pasar pemutar CD,
Aple memasuki pasar yang berbeda, alhasil sukses besar diperoleh.
Terobosan
Yamaha dengan produk Skuter Matic Yamaha Mio merupakan contoh
lain sukses menciptakan pasar tanpa pesaing. Saat pasar sepeda motor didominasi
Honda, Mio menjadi produk laris manis karena pada awalnya belum ada pesaing
yang merambah pasar skuter matic.
Nampaknya dalam persaingan bisnis perlu menerapkan strategi blue ocean ini,
karena strategi ini relatif low cost dan menjadikan perusahaan menjadi
perusahaan yang kreatif dan inovatif. Selain itu tidak memunculkan “musuh”
meski sama sama bersaing dalam sebuah produk yang sama.
Komentar
Posting Komentar