STRUKTUR DAN
DESAIN ORGANISASI
PENGERTIAN DESAIN ORGANISASI
Desain
organisasi (organizational design)
merupakan proses memilih dan mengimplementasikan struktur yang terbaik untuk
mengelola sumber-sumber untuk mencapai tujuan. Sasaran desain organisasi adalah
menggunakan struktur yang memberikan fasilitas pengimplementasian strategi.
Desain organisasi dapat juga dinyatakan sebagi proses pembuatan keputusan yang
dilakukan oleh manajer untuk memilih struktur organisasi yang sesuai dengan
strategi untuk organisasi dan lingkungan tempat anggota organisasi melaksanakan
strategi tersebut. Desain organisasi menuntut manajer untuk melihat secara bersamaan ke dalam
organisasi dan ke luar organisasi. Ada empat bagian untuk membangun desain
organisasi, yaitu pembagian kerja, departementalisasi, hirarki dan koordinasi.
Dalam pengembangan desain organisasi ada dua hal yang penting; pertama
perubahan stratgei dan lingkungan berlangsung dengan berlalunya waktu, desain
organisasi merupakan proses yang berkelanjutan. Kedua, perubahan dalam struktur
termasuk mencoba dan kemungkinan berbuat salah dalam rangka mensyusun desain
organisasi. Manajer hendaknya memandang desain organisasi sebagai pemecahan
masalah dan mengikuti tujuan organisasi dengan gaya situasional atau
kontingensi,yaitu struktur yang ada didesain untuk menyesuaikan keadaan
organisasi atau sub unitnya yang unik.
Melihat desain organisasi dapat
dibedakan berdasarkan bentuk organisasi yang secara umum dibagi
dua; pertama bentuk organisasi birokrasi dan kedua bentuk organisasi
adaptif. Dengan melihat birokrasinya, organisasi birokrasi merupakan
organisasi yang berdasarkan logika,permintaan, peraturan dan prosedur formal.
Ciri-ciri organisasi birokrasi adalah pembagian divisi karyawan yang jelas,
hirarki otoritas yang ketat, peraturan dan prosedur formal serta promosi
jabatan yang berdasarkan pada persaingan. Jika organisasi sangat menekankan
pada peraturan dan prosedur,organisasi tersebut akan menjadi sangat kaku
dan formal, yang akan menjadi lambat
dalam menanggapi perubahan yang cepat dan ketidakpastian lingkungan. Birokrasi
juga sulit dipakai untuk organisasi yang tumbuh luas. Terlalu banyak lapisan
otoritas hirarki dapat menyebabkan hilangnya perhatian tingkat manajer yang
lebih tinggi dengan tingkat operasi yang lebih rendah. Spesialisasi pekerjaan
yang terlalu banyak menurunkan inisiatif dan kreatifitas pekerja jika harus
menyesuaikan dengan batasan peraturan untuk pengarahan yang baru.
Desain mekanistik merupakan desain
untuk organisasi birokratik, desain yang beroperasi lebih pada otoritas
sentralisasi, divisi karyawan yang jelas, rentang kendali yang sempit dan
formal dalam koordinasi serta banyak peraturan dan prosedur. Desain ini baik
untuk organisasi pada kondisi yang tepat, dimana organisasi memiliki operasi
yang sama di setiap lokasi yang berbeda dan dibawah pengarahan yang dekat
dengan manajemen perusahaan, karyawan bekerja dengan disiplin berdasarkan
pengarahan berbagai peraturan dan prosedur.
Menurut Henry Mintberg ada tiga
bentuk umum desain mekanistik untuk organisasi birokratik sebagai berikut :
1
Birokrasi mesin, desain birokrasi dengan
spesialisasi dan tugas-tugas yang terstandar, otoritas hiraki yang jelas,
departementalisasi fungsional dan keputusan sentralistis ditekankan. Desain
yang baik digunakan dalam kepraktisan dan lingkungan yang stabil, seperti
organisasi dengan produksi masal dan agen pemerintah yang anggotanya
menunjukkan spesialisasi dan tugas yang terstandar dalam mendukung strategi
program.
2
Birokrasi profesional, desain birokrasi
dengan profesional terlatih bekerja secara otonomi dan desentralisasi keputusan
dalam bidang keahlian, banyak staf pendukung dan administrasi (universitas dan
rumah sakit). Desain ini baik bekerja dalamlingkungan yang stabil
tetapikompleks.
3
Birokrasi divisional, desain birokrasi
dengan otonomi internal dalam divisi, beroperasi secara individu, dikoordinasi
oleh manajemen puncak melalui staf yang besar (GE,Sony, dll).Desain ini bekerja
baik dalampasar yang beranekaragam dan dengan lingkungan yang stabil pada
tingkat divisi.
Organisasi dengan kemampuan memberi
tanggapan dengan cepat terhadap perubahan lingkungan yang sangat cepat
menentukan kesuksesan organisasi. Melihat bentuk organisasi dengan birokrasi
minim dikenal organisasi adaptif, yaitu organisasi yang berdasarkan birokrasi
minim,fleksibel dan budaya partisipasi pekerja. Seringkali organisasi adaptif
didasarkan pada struktur tim dan struktur jaringan. Organisasi adaptif lebih
menggunakan desain organik (organic design), yaitu desain
organisasi dengan desentralisasi yang tinggi, bentuk tim dan mendatar dengan
tenaga terampil bekerja bersama dalam proyek dan kelompok antar fungsional
serta bekerja lebih pada keahlian daripada otoritas.
Menurut Henry Mintzberg
desain organik meliputi dua bentuk oganisasi sebagi berikut :
1
Struktur sederhana, desain organisasi
dengan satu atau beberapa manajer puncak, beberapa manajer menengah, beberapa
karyawan non manajerial dan tugas diatur fleksibel tanpa banyak formalisasi dan
standardisasi. Desain yang baik untuk organisasi dengan bisnis kecil dan
lingkungan dinamis serta perubahan yang tidak terlalu kompleks.
2
Adhocracies, desain organisasi dengan
desentralisasi yang tinggi, bentuk tim dan mendatar, dengan tenaga trampil
bekerja bersama dalam proyek dan kelompok antar fungsional, bekerja lebih pada
keahlian dan pengetahuan daripada otoritas. Desain yang baik untuk organisasi
bisnis dengan inovasi untuk mencapai sukses dalam lingkungan dinamis dan
kompleks.
Perbandingan
organisasi birokrasi - desain mekanistik
dengan organisasi adaptif - desain organik
Perbedaan |
Organisasi Birokrasi Desain Mekanistik |
Organisasi Adaptif Desain Organik |
Otoritas |
Sentralisasi |
Desentralisasi |
Peraturan
dan Prosedur |
Banyak |
Sedikit |
Rentang
Manajemen |
Sempit |
Luas |
Tugas |
Spesialisasi |
Terbagi |
Tim
dan Tekanan Tugas |
Sedikit |
Banyak |
Koordinasi |
Formal |
Informal |
A. STRUKTUR ORGANISASI (ORGANIZATION
STRUCTURE)
1. Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah bagaimana
tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal.
2. Unsur Struktur Organisasi
a. Spesialisasi kerja (job
specialization)
Suatu derajat (tinggi atau rendah)
sejauh mana tugas dalam organisasi dibagi-bagi menjadi pekerjaan-pekerjaan yang
terpisah atau disebut juga dengan division of labor.
b. Departementalisasi (departmentalization)
Dasar-dasar yang dipakai untuk
mengelompokkan bersama sejumlah pekerjaan (dibedakan atas grouping by function,
product, customer , and market dan lain-lain).
c.
Rantai komando (chain of command)
Garis tidak putus dari wewenang yang
menjulur dari puncak organisasi ke tingkat terbawah dan memperjelas siapa
melapor kepada siapa.
1) Wewenang otoritas (authority)
Hak-hak yang inheren dalam suatu
manajerial untuk memberikan perintah dan mengharapkan dipatuhinya perintah
tersebut.
2) Kesatuan komando (unity of command)
Seseorang bawahan hanya mempunyai
satu atasan kepada siapa ia bertanggung jawab.
d. Rentang kendali (span of control)
Jumlah bawahan yang dapat diarahkan
secara efisien dan efektif oleh seorang manajer.
e.
Sentralisasi dan desentralisasi (centralization and decentralization)
1) Sentralisasi
Sampai tingkat mana pengambilan
keputusan dipusatkan pada titik tunggal dalam organisasi.
2) Desentralisasi
Keleluasaan keputusan dialihkan ke
bawah ke karyawan tingkat lebih tinggi.
f.
Formalisasi (formalization)
Sampai tingkat mana
pekerjaan-pekerjaan dalam organisasi itu dibakukan.
B. DESAIN ORGANISASI YANG BIASA DIGUNAKAN
1. Struktur Sederhana (simple structure)
Departementalisasi sederhana, rentang
kendali yang luas, wewenang yang dipusatkan dalam tangan satu orang dan
formalisasi kecil.
2. Birokrasi (bureaucracy)
Tugas-tugas operasi yang sangat rutin
spesialisasinya tinggi, aturan dan pengaturan yang sangat formal, pengelompokan
fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit dan pengambilan
keputusan yang mengikuti rantai komando.
3. Struktur Matriks (matrix structure)
Adalah struktur yang menciptakan lini
rangkap dari wewenang, menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk.
C. PILIHAN DESAIN ORGANISASI BARU
1. Struktur Tim (team structure)
Tim sebagai piranti pusat untuk
mengkoordinasikan kegiatan kerja.
2. Organisasi Virtual (virtual)
Organisasi inti yang kecil yang
menggunakan sumber luar untuk fungsi-fungsi bisnis utama.
3. Organisasi Tanpa Tapal Batas (boundaryless)
Mengusahakan penghapusan rantai
komando mempunyai rentang kendali yang tidak terbatas dan menggantikan
departemen dengan tim yang diberi kuasa.
4. Organisasi Feminin
Bercirikan perlakuan terhadap
individu, non opportunisme, karier yang didefinisikan lewat layanan kepada
orang lain, komitmen kepada perkembangan karyawan, penciptaan suatu komunitas
yang peduli dan berbagai kekuasaan.
Karakteristik organisasi feminin:
a. Anggota dihargai sebagai manusia individual
Orang-orang diperlakukan sebagai
individu dengan nilai dan kebutuhan individual, bukannya sebagai penghuni peran
atau kantor.
b. Non opportunistik
Hubungan dipandang sebagai memiliki
nilai di dalamnya tidak sekadar suatu alat yang formal untuk pencapaian tujuan
organisasi.
c. Karier didefinisikan dalam bentuk layanan
kepada orang lain
Sementara anggota organisasi dalam
suatu birokrasi mendefinisikan sukses karier dalam bentuk promosi. Pemerolehan
kekuasaan dan kenaikan gaji, anggota organisasi feminin mengukur sukses dalam
bentuk layanan kepada orang lain.
d. Komitmen pada pertumbuhan karyawan
Organisasi feminin menciptakan
pertumbuhan pribadi yang efektif bagi anggotanya daripada menekankan
spesialisasi dan pengembangan keahlian yang sempit, organisasi ini malah
mengembangkan keterampilan anggota dan memperluas kompetensi karyawan dengan
menawarkan pengalaman belajar yang baru.
e. Penciptaan komunitas yang peduli
Anggota menjadi terikat secara akrab
dalam suatu makna komunitas, sangat mirip situasi kota kecil di mana orang
telah belajar untuk percaya dan peduli akan tetangganya.
f. Berbagai kekuasaan
Dalam birokrasi tradisional wewenang
informasi dan pengambilan keputusan ditempatkan dan dialokasikan secara
hierarki sedangkan dalam organisasi feminin, orang berbagi informasi secara
darmawan. Semua anggota yang akan terkena oleh suatu keputusan diberi
kesempatan untuk berperan serta dalam keputusan tersebut.
D. KONFIGURASI
ORGANISASI MENURUT HENRY MINTZBERG.
Dalam menciptakan suatu desain organisasi yang efektif, maka
henry mintzberg mengemukan pendapatnya yang ditulis dalam sebuah buku Structure
In Five : Designing Efective Organization. Buku ini menjelaskan bagaimana
organisasi dibentuk dari beberapa elemen untuk menjadi suatu
konfigurasi/struktur yang lebih efektif. Sebagi berikut akan disaji isi dari
buku tersebut secara singkat.
Henry Mintzberg menyatakan bahwa
sebenarnya ada sejumlah konfigurasi yang dapat diidentifikasi untuk mendorong
keefektifan organisasi. Hal ini senada dengan Miller dan Friesen dalam bukunya Organizations
: A Quantum View yang menyatakan sebenarnya dalam suatu kategori terdapat
konfigurasi yang mirip, dimana setiap
konfigurasi mengandung elemen yang kompleks yang secara internal berpadu
sehingga konfigurasi ini dapat diidentifikasi.
Terdapat 2 argumentasi sebagai dasar
thesis yang menyatakan konfigurasi mendorong keefektifan organisasi yaitu :
1. Thesis seleksi alamiah. Di sini
lingkungan mendorong bentuk organisasi untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya,
dimana agar efisien dalam biaya dan dapat bersaing, sebuah organisasi harus
dapat menyesuaikan diri dengan sifat struktural
industrinya.
2. Thesis kedua adalah organisasi dapat
didorong ke arah konfigurasi tertentu untuk mencapai konsistensi dalam
karakteristik internal organisasi sehingga cocok dengan situasi mereka.
Kerangka kerja karya Henry Mintzberg dalam
mengklasifikasikan konfigurasi bertumpu pada 2 hal yaitu mekanisme koordinasi
dan elemen dasar organisasi yang secara ringkas adalah sebagai berikut :
Mekanisme Koordinasi merupakan
bagian fundamental ketika organisasi mengkoordinasi kerja mereka yang meliputi
:
1. Mutual
Adjustment, merupakan koordinasi kerja dengan proses komunikasi informal.
Di sini kontrol kerja terletak pada pelakunya. Biasanya digunakan untuk
organisasi yang sederhana, tapi juga digunakan pada organisasi yang sangat
kompleks.
2. Direct
Supervisor, merupakan koordinasi kerja dimana seseorang bertanggungjawab
untuk keseluruhan pekerjaan yang lain. Dia memberikan instruksi dan mengawasi
tindakan yang lainnya.
3. Standarisasi, yang
dibedakan menjadi 3 bagian itu :
a.
Standarisasi pekerjaan : yaitu
saat isi pekerjaan itu telah diprogram secara spesifik
b.
Standarisasi output : yaitu ketika hasil dari
kerja secara spesifik telah diprogram: misalnya profit, penjualan dan
sejenisnya
c.
Standarisasi keahlian : yaitu
ketika kinerja dari pekerjaan dan pelatihan secara spesifik telah ditentukan,
misalnya lulusan psikologi, ekonomi S2, dsb.
Henry
Mintzberg menyatakan bahwa pada dasarnya desain konfigurasi terhubung dengan
bagian dasar (elemen) organisasi.
Elemen
dasar itu terdiri dari 5 bagian yang
meliputi :
1.
The operating core
Yaitu para
pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar yang berhubungan dengan produksi dan
jasa
2.
The Strategic Apex
Manajer
tingkat puncak, yang diberi tanggung jawab keseluruhan untuk organisasi
tersebut. Dia menjamin agar organisasi menjalankan misi perusahaan yang telah
digariskan.
3.
The Middle Line
Para
manajer yang menjadi penghubung operating core dengan strategic apex
4.
The Techostructure
Para analis
yang mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan bentuk standarisasi tertentu
dalam organisasi
5.
The Support Staff
Orang-orang
yang mengisi unit staf, yang memberi jasa pendukung tidak langsung kepada
organisasi.
Salah satu
dari kelima bagian tersebut dapat mendominasi sebuah organisasi yang membuat
terbentuknya 5 desain konfigurasi. Masing-masing desain konfigurasi mempunyai
kelebihan dan kekurangan yang unik. Konsisten dengan falsafah kontingensi,
masing-masing adalah konfigurasi yang lebih disukai pada situasi tertentu.
Kelima desain konfigurasi itu adalah :
1. Simple Structure.
2. Machine
Bureaucracy.
3. Profesional
Bureaucracy.
4. Divisional Form.
5. Adhocracy.
I.
SIMPLE STRUCTURE.
Karakteristik Simple Structure : pada
umumnya tidak mempunyai technostructure (kalaupun ada hanyalah sedikit),
sedikit staf pendukung, pembagian kerja
yang tidak kaku dan hirarki manajerial yang kecil. Penggunaan perencanaan,
pelatihan, dan perantara juga sangatlah minimal.
1. Mekanisme Koordinasi Utama dan Kunci Organisasi Simple
Structure
Koordinasi dalam Simple Structure sebagian besar adalah direct
supervision. Secara spesifik, kekuasaan pengambilan keputusan
yang penting tersentralisasi di tangan CEO.
Karena itulah Strategic Apex kemudian berkembang
menjadi bagian kunci dalam struktur
organisasi.
a.
Kekuatan Simple Structure :
Kekuatan struktur ini justru terletak pada kesederhanaannya. Struktur ini
fleksibel, cepat dan membutuhkan biaya sedikit untuk pemeliharaannya. Tidak
terdapat lapisan struktur yang rumit serta pertanggungjawabannya jelas.
Ketidakpastian tujuan dapat diminimumkan karena para anggota dengan mudah
dapat mengidentifikasi diri dengan cepat dengan misi organisasi.
b.
Kelemahan Simple Structure:
Penggunaannya
terbatas, jika besaran organisasi bertambah struktur ini tidak dapat
memenuhinya. Selain itu, Simple Structure juga merupakan konfigurasi
yang paling beresiko karena kosentrasi kekuatan organisasi berada di tangan
satu orang sehingga penyalahgunaan kekuasaan sangat rentan. Selain itu bila CEO
nya terkena serangan jantung misalnya, mekanisme koordinasi utama organisasi
juga bisa terganggu.
c.
Kapan Harus Menggunakannya ?
Small
Simple Structure efektif jika jumlah pegawai hanya sedikit. Kecilnya besaran biasanya
berarti kurangnya pekerjaan yang berulang pada operating core, dengan
demikian standarisasi menjadi tidak efektif. Komunikasi yang tepat adalah
komunikasi informal. Selama strukturnya tetap kecil, “one person show” dapat
mengawasi semua kegiatan secara efektif.
Young
Simple Structure juga dapat memenuhi kebutuhan organisasi pada tahap permulaan
pengembangannya. Organisasi baru cenderung untuk menerima Simple Structure
apapun lingkungan ataupun sistem tekniknya karena organisasi tersebut belum
berfokus pada pengaturan struktur administrasinya. Karena itu hampir semua
organsiasi akan melalui tahap Simple Structure ini.
Dynamic Environment
Lingkungan yang sederhana dan dinamis cenderung dihubungkan dengan Simple
Structure karena lingkungan sederhana mudah dipahami individu sehingga memungkinkan
individu tersebut mengendalikan pengambilan keputusan secara efektif. Sebuah
lingkungan yang dinamis membutuhkan struktur organis sehingga dapat bereaksi
terhadap kejadian yang tidak terduga.
Possible Extreme hostility
Tanpa memperhatikan besaran, jika sebuah organisasi mendadak menghadapi
sebuah lingkungan yang mengancam, manajemen kemungkinan besar akan berpaling
pada Simple Structure. Alasannya cukup logis. Jika kelangsungan hidup
organisasi terancam dan ancaman tersebut mengacaukan standar yang ada,
manajemen puncak tentu ingin mempunyai kontrol untuk menanggulanginya.
d. Contoh kasus Simple Structure
Contoh klasik dari Simple Structure adalah perusahaan wiraswasta.
Perusahaan tersebut biasanya kecil, sehingga mereka dapat tetap organic dan
para wiraswastawan dapat mempertahankan kontrol dengan ketat. Tentunya resiko
yang tinggi berarti tinggi pula tingkat erosinya. Jadi perusahaan wiraswasta
jarang berdiri lama. Yang lemah akan mati dan yang berhasil cenderung untuk tumbuh
dan makin menolak resiko. Jika hal ini terjadi Simple Structure
cenderung untuk digantikan dengan Machine Bureacuracy atau
Professional Bureaucracy.
e. MACHINE BUREACURACY.
Machine
Bureacuracy mempunyai tugas operasi rutin yang sangat tinggi,
peraturan yang sangat diformalisasi, tugas yang dikelompokkan ke dalam
departemen fungsional, wewenang yang disentralisasi, pengambilan keputusan yang
mengikuti rantai komando dan sebuah struktur adminsitrasi yang rumit dengan
perbedaan yang tajam antara aktivitas lini dan staf. Karakteristik utama dari Machine
Bureacuracy juga adalah obsesinya terhadap kontrol dengan mencoba mengeliminasi semua
kenungkinan ketidakpastian, sehingga operasi dapat berjalan dengan lancar tanpa
gangguan.
1.
Mekanisme Koordinasi Utama
Dalam Machine
Bureacuracy, mekanisme koordinasi utama terletak pada standarisasi
proses kerja, yang meliputi standarisasi tanggung jawab, standarisasi
kualifikasi, standarisasi saluran komunikasi dan standarisasi peraturan kerja.
Otoritas kerja juga didefinisikan secara jelas.
Di sini mekanisme koordinasi yang lain seperti mutual adjustment
dan direct supervision penggunaannya terbatas karena kontrol utama
adalah standarisasi dimana peraturan telah meresap ke dalam seluruh struktur.
2. Kunci
Organisasi
Bagian kunci yang paling penting dari
disain konfigurasi ini adalah technostructure. Mengapa ? Karena
disinilah ditempatkan para staf ahli analisis yang melakukan standarisasi
tersebut, seperti contoh para akuntan, auditor, analisis system, dsb.
a.
Kekuatan Machine Bureacuracy
Kekuatan utama dari Machine
Bureacuracy terletak pada kemampuannya untuk melakukan aktivitas yang
distandarisasi dengan cara yang efisien. Mengumpulkan para pekerja dengan
aktivitas rutin menghasilkan economic of scale serta meminimalkan
duplikasi dari sumber daya dan peralatan. Machine Bureacuracy bahkan
dapat dijalankan dengan baik oleh manajer tingkat menengah dan pegawai rendah
karena pekerjaannya sederhana dan berulang sehingga hanya membutuhkan keahlian
dan pelatihan yang minimal.
b.
Kelemahan Machine Bureacuracy
Machine
Bureacuracy tidak dapat berjalan ketika para pegawai menghadapi masalah
yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya. Keputusan yang telah terprogram
membuat tidak dapat dilakukan modifikasi ketika timbul masalah yang tidak
sesuai dengan peraturan. Machine Bureacuracy juga menciptakan konflik
pada sub-sub unit karena tujuan
fungsional unit-unit dapat mengalahkan tujuan keseluruhan organisasi
tersebut. Selain itu beberapa issu yang
berhubungan dengan Machine Bureacuracy antara lain sering terjadi para
pegawai merasa mereka diperlakukan tidak lebih sebagai faktor mekanikal dari
produksi, dan bukan manusia seutuhnya.
Hal ini tentu menjadi suatu “trade off” dalam bentuk konfigurasi ini.
c.
Kapan Harus Menggunakannya dan Contoh Kasus .
Machine Bureacuracy paling efisien untuk organisasi dengan ukuran besar,
matang dengan lingkungan yang stabil dan sederhana, dan teknologi yang terdiri
dari pekerjaan rutin yang dapat distandarisasi. Kemungkinan besar hal ini dapat
ditemui di perusahaan produksi massal seperti terdapat pada industri mobil,
pekerjaan yang rutin seperti kantor pajak serta organisasi yang memerlukan
keselamatan khusus seperti pemadam kebakaran. Semua organisasi tersebut
mempunyai aktivitas rutin dengan standarisasi yang tinggi.
f. PROFESIONAL BUREAUCRACY.
Ledakan ilmu pengetahuan khususnya di belahan
barat membuat Professional Bureaucracy makin digemari pada tahun
1980-an. Eksplorasi ilmu pengetahuan menciptakan kelas baru dari organisasi
yang membutuhkan para professional untuk menghasilkan produk dan jasa
mereka. Hal ini telah menciptakan
kebutuhan akan suatu disain organisasi yang menyandarkan diri pada spesialisasi
yang didasarkan atas kepemilikan kemampuan individual dan bukan atas dasar
pembagian kerja. Professional
Bureaucracy kemudian diciptakan untuk memberi kesempatan kepada organisasi
mempekerjakan spesialis yang sangat terlatih sambil tetap memperoleh efisiensi
dari standarisasi. Konfigurasi ini juga
memberikan alternatif karena merupakan birokrasi yang menggabungkan
standarisasi dengan desentralisasi.
1.
Mekanisme Koordinasi Utama
Mekanisme
koordinasi utama dari Professional Bureaucracy adalah standarisasi keahlian dengan parameter disain utama : pelatihan,
indoktrinisasi dan desentralisasi vertical serta horizontal.
Pelatihan terus menerus penting untuk peningkatan dan standarisasi keahlian.
Desentralisasi horisontal terjadi karena kontrol pada pekerjaan dibuat
sedemikian rupa dimana professional dapat bekerja secara independen tapi dekat
dengan klien yang dilayaninya. Selain
itu tipikal pekerjaan professional terlalu kompleks untuk diawasi oleh manajer
sehingga terjadi desentralisasi vertikal.
2.
Kunci Organisasi
Kekuatan
desain yang merupakan kunci organisasi ini terletak pada operating core
yang didominasi oleh professional karena mempunyai kemampuan kritis yang dibutuhkan
organisasi dan mempunyai otonomi yang diberikan melalui desentralisasi untuk
menerapkan keahlian mereka.
3.
Perbedaan Utama antara Professional Bureaucracy dan Machine
Bureaucracy
Walaupun
pada esensinya merupakan birokrasi, baik Professional Bureaucracy maupuan
Machine Bureaucracy mempunyai perbedaan yang nyata yaitu :
Professional
Bureaucracy
1
Standar dikembangkan dari luar struktur, berupa
asosasi tempat para spesialisasi bergabung, yang kemudian menciptakan standar
universal.
2
Penekanan otoritas
kekuasaan berada di tangan para ahli.
Machine Bureaucracy
3
Standar dikembangkan dari technostructure.
4
Penekanan otoritas dari hirarki organisasi
a.
Kekuatan Professional Bureaucracy
Dalam
Professional Bureaucracy, tugas yang membutuhkan ketrampilan
professional yang sangat terlatih dapat dikerjakan dengan efisiensi yang
tinggi. Professional Bureaucracy juga menarik karena :
g.
Sumber daya termasuk jasa pendukung dapat dipakai
bersama
h.
Profesional dengan keahlian berbeda dapat berkumpul
untuk belajar satu sama lain.
i.
Klien dapat ditransfer di antara mereka ketika
kebutuhan klien berubah sewaktu pelaksanaan. Selain itu juga dapat mengakomodir
bila klien mempunyai kebutuhan yang beragam pada saat yang bersamaan.
b.
Kelemahan Professional Bureaucracy
Professional Bureaucracy memiliki beberapa masalah yang berhubungan dengan
koordinasi dan diskresi dimana ada kecenderungan berkembangnya konflik antar
sub unit karena para professional mencoba untuk mengejar tujuan sempit mereka,
sehingga kepentingan fungsi lain dan organisasi secara keseluruhan menjadi
nomor kesekian. Selain itu juga timbul masalah inovasi karena Professional Bureaucracy merupakan
struktur yang tidak fleksibel sehingga kurang dapat beradaptasi untuk membuat
hal yang baru.
c.
Kapan harus menggunakannya ?
Complex, stable
environment
Professional
Bureaucracy ideal untuk organisasi dengan lingkungan yang kompleks dan
stabil. Lingkungan kompleks dikarenakan organisasi tersebut membutuhkan
penggunaan ketrampilan tingkat tinggi yang hanya dapat dipelajari pada
pendidikan formal dan program pelatihan, tetapi harus ada cukup stabilitas
sehingga ketrampilan tersebut dapat didefinisikan dengan baik dan
distandarisasi.
Non Sophisticated technical
system
Walaupun
teknologi pengetahuan dari organisasi cenderung sophisticated, tapi
penerapan instrumen teknologi rutin
dalam mengaplikasikan pengetahuan dapat
diinternalkan lewat profesionalisasi.
d.
Contoh Kasus Professional Bureaucracy
Konfigurasi jenis ini dapat ditemui pada
organisasi yang mengandalkan keahlian dan pengetahuan dalam operasi mereka,
seperti contoh perpustakaan universitas yang mengandalkan pada kemampuan teknis
para spesialis untuk memperoleh, mengkatalogkan buku-buku dan keahlian lainnya.
Para professional tersebut memperoleh ketrampilannya melalui pendidikan formal
dalam bidang perpustakaan. Mereka melalukan aktivitas secara relatif bebas
tetapi strukturnya tinggi dalam kompleksitas.
j. DIVISIONAL FORM.
Berbeda
dengan konfigurasi lainnya, dalam Divisionalised Form tidak terdapat
struktur yang lengkap dari strategic apex ke operating core, tapi
lebih kepada sebuah struktur yang melapisi struktur yang lain. Konfigurasi Divisionalised
Form berfokus pada hubungan struktural antara headquarters dan
divisinya, yaitu antara strategic apex dan bagian manajer middle
line.
1.
Mekanisme Koordinasi Utama dan Parameter Disain
Divisionalized
Form berbasiskan pada pasar sebagai pengelompokkan unit dari middle
line. Di sini pengaturan struktur
menyebabkan terjadi desentralisasi dari headquarters. Setiap
divisi didelegasikan kekuasaan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan
operasi mereka. Tapi yang menarik,
desentralisasi di Divisionalized Form ini dibatasi sedemikian rupa,
dimana hanya berupa delegasi headquarters ke manager yang menjalankan
divisinya. Dengan kata lain Divisionalized Form merupakan desentralisasi
paralel, dengan desentralisasi vertikal yang terbatas.
Bagaimana Headquarters
mempertahankan kontrol sementara pada saat yang sama memberikan setiap divisi
otonomi yang cukup untuk mengatur operasi mereka?
Jawabannya terletak pada mekanisme
kontrol utama dari Divisionalized Form yaitu standarisasi output dan kunci
parameter desainnya adalah sistem
kontrol kinerja.
Bagaimana cara
kerjanya ?
Secara umum, headquarters memperbolehkan divisi untuk mempunyai otonomi
dan memonitor hasil dari keputusan tersebut. Pengawasan ini dilakukan dalam
ukuran kuantitatif seperti profit, pertumbuhan penjualan dan
pengembalian investasi. Adapun
beberapa kontrol yang masih dipertahankan headquarters :
8
Pembentukan keseluruhan strategi pasar-produk dari
organisasi. Di sini headquarters mengatur perencanaan portofolio
strategis antara lain menutup,
membuka divisi dan merubah produk dan
pasar
9
Mengalokasikan seluruh sumber daya keuangannya
10
Mendesain sistim kontrol kinerja, dengan bantuan para technostructure
membangun system.
11
Mengganti dan menunjuk manajer dari setiap divisi. Ini
merupakan kekuasaan yang sangat krusial, karena struktur membatasi intervensi
langsung dari headquarters ke bagian operasi setiap divisi sehingga yang
dapat dilakukan adalah menentukan orang yang tepat untuk menjalankan divisinya
12
Memonitor perilaku divisional atas dasar personal
13
Menyediakan jasa pendukung untuk setiap divisi.
Bagaimana peran
mekanisme koordinasi yang lain ?
Terlihat bahwa :
14 Mekanisme
koordinasi proses standarisasi kerja tidak dapat digunakan oleh headquarters
sebagai mekanisme koordinasi karena
dapat menginterfensi otonomi divisional. Perencanaan tindakan juga dihindari
karena dapat mengganggu kegiatan divisi.
15
Mutual adjustment antara divisi menjadi
terbatas karena duplikasi dari fungsi
operasi ini meminimalkan ketergantungan antara divisi, sehingga divisi tidak
mempunyai keharusan untuk berkoordinasi dengan divisi lain.
16
Peranan standarisasi keahlian dan direct
supervision walaupun terbatas masih dipertahankan. Ini dikarenakan
kesuksesan Divisionalized Form tergantung pada kompetensi dari manager
divisional yaitu kepada siapa kekuasaan pengambilan keputusan didelegasikan.
Karakteristik ini menjadi beban tersendiri bagi headquarters untuk
melatih manajer divisi mereka sebaik mungkin (untuk menstandarisasi keahlian
manajerial mereka) dan indoktrinisasi
untuk menjamin bahwa setiap manajer divisi mengejar tujuan dari
perusahaan dan bukan hanya divisinya semata. Direct Supervision juga
dibutuhkan sebagai mekanisme koordinasi backup dimana ketika suatu
divisi dalam bahaya misalnya, headquarters dapat saja mengganti
manajernya.
2.
Kunci Organisasi
Pada
konfigurasi lain, para manajer di middle line hanya mempunyai orientasi
fungsional dan kebebasan terbatas untuk bertindak secara bebas, sedangkan pada Divisionalized
Form, para manajer di middle line
adalah “mini-general manajer”, yang menjalankan operasi mereka sendiri. Karena
itulah middle line berkembang menjadi kunci dalam struktur ini.
3.
Struktur Divisi
Seperti yang telah dinyatakan di atas,
berbeda dengan konfigurasi lainnya, dalam Divisionalised Form tidak
terdapat struktur yang lengkap dari strategic apex ke operating core,
tapi lebih kepada sebuah struktur yang melapisi struktur yang lain.
Divisionalised Form bekerja baik bila dilapisi dengan struktur Machine
Bureaucracy karena adanya kesamaan dalam standarisasi dari output
yang memerlukan dua syarat pokok yaitu pertama; setiap divisi harus
diperlakukan sebagai suatu sistem terintegrasi dengan kumpulan tujuan yang
konsisten. Kedua, tujuan itu harus dapat dioperasionalkan dengan kata lain
mempunyai ukuran kuantitatif.
Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah
bagaimana kalau Divisionalised Form dilapisi dengan konfigurasi yang
lain ?
Seperti diketahui agar setiap divisi
bekerja maksimal maka harus berfungsi sebagai suatu sistem yang terintegrasi.
Untuk Professional bureaucracy dan Adhocracy, maka akan mendorong
terjadinya sentralisasi, terlebih ketika divisi diorganiasikan dalam dasar fungsional. Untuk Simple
Structure, manajer divisi akan dipaksa untuk menggunakan sistem perencanaan
untuk menjamin setiap personel divisi untuk mencapai tujuannya, sehingga akan
mendorong divisi untuk lebih tersentralisasi dan terformalisasi daripada ketika
masih menjadi organsiasi yang independen. Divisionalised Form akan
melemahkan sifat organik dari simple structure dan adhocracy,
serta membuat para operator di Professional
bureaucracy menjadi tidak efektif.
Sehingga
dapat disimpulkan :
Divisionalised Form akan
mendorong struktur divisi tidak perduli dilapisi konfigurasi apapun cenderung
menjadi bentuk Machine Bureaucracy.
a.
Kekuatan Divisionalised Form
Kekuatan Divisionalised Form
adalah bahwa struktur divisonal dapat meminimalkan risiko dimana unit-unit divisi otonom yang
tidak efektif dapat ditutup dengan dampak minimal terhadap keseluruhan
organisasi karena divisi tersebut tidak berhubungan dengan divisi lainnya.
Terlihat kekuatan riil bentuk divisional datang dari terciptanya bisnis yang
berdiri sendiri dalam sebuah bisnis.
b.
Kelemahan Divisionalised Form
Duplikasi kegiatan dan sumber daya yang
kadang belum tentu efektif enyebabkan meningkatnya biaya organisasi dan
mengurangi efisiensi. Selain itu, bentuk divisional dapat mendorong terjadinya
konflik karena desain struktural yang ada hanya memberi sedikit insentif bagi
terbentuknya kerjasama di antara divisi. Konflik biasanya terjadi ketika
masing-masing divisi harus berargumentasi tentang dimana jasa pendukung dan
sumber daya keuangan harus ditempatkan .
Bentuk divisionalisasi juga kadang menimbulkan masalah koordinasi, terutama
jika divisi-divisi tersebut berada dalam pasar yang sama, mereka akan bersaing
satu sama lain untuk meningkatkan penjualan.
c.
Kapan Harus Menggunakannya ?
Diversified Market
Kriteria utama yang menentukan
penggunaan struktur divisional adalah keanekaragaman produk dan pasar. Jika sebuah organisasi memilih sebuah
strategi diversifikasi menjadi sebuah organisasi multiproduk atau multi pasar,
bentuk divisional adalah yang ideal.
Large, Old, Separated technical system
Faktor kontingensi lainnya termasuk
besaran dan teknologi. Jika besaran bertambah, maka akan mendorong gerakan ke
arah struktur divisional. Selain itu untuk teknologi, agar dapat diaplikasikan,
teknologi organisasi harus dapat dipisahkan. Divisonalisasi hanya mungkin jika
sistem teknis dari organisasi dapat dipisahkan secara efisien ke dalam
segemen-segemen, masing-masing satu untuk setiap divisi, sehingga bila suatu
perusahaan mempunyai sistem teknis
dengan biaya tetap yang tinggi maka akan sukar untuk melakukan divisonalisasi.
Not complex
Selain itu struktur divisional bekerja
paling baik jika lingkungan tersebut tidaklah kompleks dan tidak dinamis. Hal itu dikarenakan penekanan divisional ada
pada standarisasi sedangkan lingkungan yang sangat kompleks dan dinamis tidak
memungkinkan standarisasi proses dan output tersebut.
k.
ADHOCRACY.
Sejarah Adhocracy dapat ditelusuri mulai dari
Perang Dunia II, dimana pada waktu itu angkatan bersenjata Amerika menciptakan
tim ad hoc yang kemudian dibubarkan setelah misi telah mereka tuntaskan.
Di sini terlihat tidak adanya jangka waktu yang pasti bagi keberadaan mereka,
tim bisa saja bertahan selama jangka waktu sehari, sebulan, ataupun setahun.
Adhocracy dicirikan
oleh diferensiasi horizontal yang tinggi, diferensiasi vertikal yang rendah
karena tingkatan administrasi yang banyak akan membatasi kemampuan organsasi
untuk melakukan penyesuaian. Kebutuhan akan pengawasan juga adalah minimal
karena para professional telah menghayati perannya seperti yang diinginkan oleh
manajemen.
1.
Mekanisme Koordinasi Utama
Karena
manajer tingkat menengah, staf pendukung serta operating core secara
khas adalah professional, perbedaan tradisional antara supervisor dan pegawai
serta garis dan staf menjadi kabur. Hasilnya adalah sebuah kumpulan dari
talenta keahlian yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang unik, dan
melaksanakan aktivitas secara fleksibel. Kekuasaan mengalir kepada semua orang
yang mempunyai keahlian tanpa memperhatikan kedudukannya. Para spesialis
dikelompokkan bersama-sama menjadi tim yang fleksibel, sehingga mekanisme
koordinasi utama di antara para anggota tim adalah melalui penyesuaian
(mutual adjustment).
2.
Kunci Organisasi
Kekuatan
desain yang merupakan kunci organisasi Adhocracy terletak pada Support
Staff terutama pada Administrative
Adhocracy hal ini dikarenakan
konfigurasi ini memberikan keleluasaan dan kekuasaan penuh pada ahli dalam hal
ini professional untuk berinovasi dalam
suatu proyek spesifik
Perbedaan Utama
antara Professional Bureaucracy dan Adhocracy
Dalam
konteks ini, menarik untuk membandingkan
Professional Bureaucracy dengan Adhocracy karena kedua konfigurasi tersebut sama-sama
mempekerjakan para professional, hanya mereka juga mempunyai perbedaan yang nyata yaitu :
Professional
Bureaucracy
Jika dihadapkan kepada suatu
masalah, Professional Bureaucracy akan segera mengklasifikasikannya
ke dalam suatu program yang distandarisasi sehingga para professional dapat
memperlakukan masalah tersebut dengan seragam.
Adhocracy
Pada organisasi Adhocracy, standarisasi
dan formalisasi tidaklah tepat karena akan membatasi inovasi yang ada sehingga
justru professional dibebaskan untuk memecahkan masalah yang baru dengan
inovasinya masing-masing.
a.
Kekuatan Adhocracy
Kekuatan konfigurasi Adhocracy
adalah setiap anggota tim mempunyai kemampuan untuk dengan cepat menanggapi
perubahan serta inovasi dan memungkinkan koordinasi dari berbagai spesialis.
b.
Kelemahan Adhocracy
Tidak ada hubungan atasan-bawahan yang jelas. Terdapat ketidak jelasan
pengertian mengenai wewenang dan tanggung jawab. Selain itu Adhocracy dapat menciptakan tekanan sosial
dan ketegangan psikologis bagi para anggotanya, dimana beberapa pegawai merasa
sukar untuk hidup dalam system kerja sementara dengan perubahan yang sangat
cepat.
c.
Kapan harus menggunakan ?
Faktor yang menentukan kapan suatu Adhocracy
akan efektif adalah strategi, teknologi, lingkungan dan daur hidup organisasi
bersangkutan.
Strategy in complex,
dynamic environment
Untuk
penerapan strategi dengan perubahan dan resiko tinggi tentu menuntut adanya
fleksibilitas tinggi sehingga konfigurasi Adhocracy sangat cocok di
sini.
Sophisticated &
often automated technical system
Teknologi
pada suatu Adhocracy bersifat non rutin. Teknologi non rutin digunakan
untuk menanggapi perubahan dari strategi yang akan digunakan oleh organisasi.
Di sini teknologi tersebut menyandarkan diri pada keahlian para professional
untuk memberikan tanggapan yang cepat. Selain itu, teknologi tersebut akan
bersifat kompleks dalam arti akan menarik keahlian dari berbagai bidang, yang
pada gilirannya membutuhkan koordinasi dan integrasi dari keahlian yang
terspesialisasi. Adhocracy
merupakan konfigurasi yang lebih disukai untuk mempermudah integrasi tersebut.
E. MENGAPA
STRUKTUR-STRUKTUR BERBEDA ?
Terdapat
dua model desain struktur organisasi secara ekstrim yaitu :
1.Desain Struktur Model Mekanistik.
Suatu
struktur yang dicirikan oleh
departementalisasi yang ekstensif, formalisassi yang tinggi, jaringan informasi
yang terbatas ( kebanyakan komunikasi kea rah bawah) , dan pola/proses
pengambilan keputusan bersifat
sentralisasi dalam arti sedikit partisipasi dari anggota tingkat rendah dalam
pengambilan keputusan desain struktur model ini ini sinonim dengan organisasi
birokrasi.
2.Desain
Struktur Model Organik.
Suatu model
struktur yang datar (flat), menggunakan tim silang hirarki dan silang fungsional (cross hierarchy and functional),
formalisasi rendah, dan memiliki jaringan informasi yang menyeluruh
(memanfaatkan komunikasi lateral dan keatas maupun ke bawah ), dan memerlukan
tingkat partisipasi yang tinggi dari semua anggota organisassi dalam proses
pengambilan keputusan (de-sentralisasi). Desain struktur model ini sinonim
dengan organisassi tanpa tapal - batas.
Mengingat
kedua model ini timbul pertanyaan mengapa beberapa organisasi terstruktur
sepanjang garis kontinum yang mengarah ke model mekanistik atau mengarah ke
model organic ?. kekuatan-kekuatan apakah yang mempengaruhi desain struktur
organisasi ?. Terdapat beberapa faktor/kekuatan utama sebagai penyebab/penentu
(determinan) atau yang mempengaruhi
suatu struktur organisasi yaitu sub
berikut.
F. FAKTOR/DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN DESAIN ORGANISASI
1. Strategi
(strategy).
Kerangka
teori berfokus pada tiga pilihan strategi, yaitu:
a. Strategi inovasi
struktur
Strategi
yang menekankan diperkenalkan produk dan jasa yang baru yang utama.
b. Strategi minimasi
biaya struktur
Strategi
yang menekankan kontrol biaya yang ketat, penghindaran pengeluaran inovasi atau
pemasaran yang tidak perlu dan penekanan harga.
c. Strategi imitasi
struktur
Strategi
yang berupaya untuk pindah ke produk yang baru atau pasar baru hanya setelah
terbukti kelangsungan hidupnya.
2. Ukuran Organisasi (size of
organization)
Salah satu
ukuran besar atau kecil suatu organisasi diantaranya adalah jumlah karyawan, dan jumlah kekayaan/asset
organisasi. Suatu organisasi besar lazimnya memperkerjakan jumlah karyawan yang besar, dan cenderung
mempunyai lebih banyak spesialisasi, lebih banyak departementalisasi, lebih
banyak tingkat vertical/hirarki, dan lebih banyak aturan dan pengaturan/lebih
tinggi formalisasi disbanding organisasi kecil. Hal ini struktur cenderung ke
organisasi birokrasi sehingga desain struktur mengarah ke model mekanistik, dan
sebaliknya.
3.
Teknologi (technology).
Factor
teknologi mengacu kepada bagaimana suatu organisasi mentransfer masukan menjadi
keluaran. Terdapat beberapa penelitian
tentang hubungan antara teknologi dengan
struktur organisasi, dan diantaranya tingkat kerutinan. Artinya
teknologi cenderung kearah atau kegiatan rutin atau tidak rutin suatu
pekerjaan, seperti otomatisasi atau terbakukan suatu pekerjaan. Suatu pekerjaan
yang rutin/terbakukan cenderung struktur tersentralisasi dan teknologi tidak
rutin yang lebih mengandalkan pengetahuan dan spesialisasi, akan cenderung
dicirikan dengan keputusan yang didelegasikan (de-sentralisasi), dan
sebagainya.
4. Lingkungan (environment).
Lingkungan
suatu organisasi terdiri dari lembaga – lembaga atau kekuatan- kekuatan yang
berada di luar organisasi dan secara potensial mempengaruhi kinerja organisasi.
Lazimnya itu mencakup pemasok, pelanggan, pesaing, badan – badan pemerintah,
kelompok – kelompok penekan (pressure group) dan sebagainya.
Struktur
organisasi diopengaruhi oleh lingkungan karena lingkungan yang bersifat ketidak
pastian dan cenderung sulit untuk dikendalikan atau diprediksi oleh pihak
organisasi (uncertainty and un predictable).
Lingkungan
cenderung bersifat statis ( relatif tidak terdapat perubahan lingkungan) dan dinamis (relative berubah seperti
perubahan selera dan preferensi
pelanggan, pesaing, teknologi, peraturan pemerintah, perubahan kerjasama
pemasok dan sebagainya). Terdapat beberapa indicator dari pada perubahan
lingkungan yaitu volatilitas (mudahnya berubah) dan ,
kompleksitas (kerumitan), sehingga semakin dinamis suatu lingkungan
maka seharusnya semakin mengarah ke model desain struktur organic.
Dimensi Struktural
yaitu dimensi yang menggambarkan karakteristik
internal dari organisasi dan menciptakan suatu dasar untuk mengukur dan
membandingkan organisasi. Dimensi struktural terdiri dari :
1. Formalisasi.
“Formalization refers to the extent to which
rules, policies, procedures, formal training, norms, and traditions standarize
behavior in an organization.” (Bedelan & Zammuto, 1991, 129). yang berarti
formalisasi mengacu pada suatu tingkat yang terhadapnya pekerjaan di dalam
organisasi itu dibakukan. Jika suatu pekerjaan sangat diformalkan, maka
pelaksana pekerjaan tersebut mempunyai tingkat keleluasaan yang minimum
mengenai apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana ia
harus mengerjakan. Ada 3 macam jenis formalisasi, yaitu :
a. Formalisasi berdasarkan pekerjaan
Dalam hal ini, organisasi menyatukan spesifikasi
perilaku kerja dengan pekerjaan itu sendiri, dan biasanya hal ini di
dokumentasikan pada deskripsi kerja yang formal. Pelaku pekerjaan atau pemegang
jabatan akan diberitahu langkah apa yang harus dilakukan dalam melakukan suatu
pekerjaan, dalam urutan yang bagaimana, kapan dan di mana.
b. Formalisasi berdasarkan aliran pekerjaan
Selain menghubungkan spesifikasi perilaku kerja
dengan pekerjaan itu sendiri, organisasi juga dapat menyatukan spesifikasi
tersebut dengan pekerjaan itu sendiri. Contoh : Seorang operator mesin
percetakan menerima daftar instruksi untuk tiap-tiap
pencetakan.
c. Formalisasi berdasarkan peraturan
Formalisasi yang terakhir ini membangun suatu
peraturan untuk semua situasi, semua pekerjaan, aliran kerja, semua karyawan.
Peraturan ini juga mencakup siapa yang dapat dan tidak dapat melakukan sesuatu
pekerjaan, kapan, di mana, dan dengan seijin
siapa.
2. Spesialisasi
“Specialization is the degree to which
organizational tasks are subdivided into separate jobs.” (Daft, 1998, p.16).
Hakikat spesialisasi adalah bahwa, daripada dilakukan oleh satu individu, lebih
baik seluruh pekerjaan itu dipecah-pecah menjadi sejumlah langkah, dengan tiap
langkah diselesaikan oleh seorang individu yang berlainan. Pada dasarnya,
individu-individu berspesialisasi dalam mengerjakan bagian dari suatu kegiatan,
bukannya mengerjakan seluruh kegiatan. Suatu spesialisasi kerja dikatakan
bersifat ekstensif apabila setiap karyawan hanya mengerjakan tugas-tugas
tertentu yang sempit wilayahnya. Suatu spesialisasi dikatakan rendah apabila
karyawan mengerjakan tugas-tugas yang mempunyai batasan yang luas.
Kadang-kadang spesialisasi disebut juga sebagai
“division of labor”. Ada 2 (dua) tipe spesialisasi, yaitu :
a. Spesialisasi horizontal
Spesialisasi horizontal ini menunjuk pada ruang
lingkup suatu pekerjaan, atau pada tingkat mana seorang karyawan melakukan
suatu pekerjaan yang lengkap. Semakin kecil bagian suatu karyawan terhadap
suatu pekerjaan secara keseluruhan, maka semakin horizontal tingkat
spesialisasi pada pekerjaan tersebut.
b. Spesialisasi vertikal
Spesialisasi vertikal menunjuk pada tingkat
kontrol yang dimiliki oleh seorang karyawan terhadap suatu pekerjaan. Semakinbanyak keputusan yang dibuat oleh seorang karyawan, mengenai
bagaimana dan kapan harus melakukan suatu tugas, dan semakin terbatas perilaku
karyawan untuk melakukan tugas tersebut diatur oleh peraturan, prosedur,
pengawasan ataupun teknologi, semakin rendah
tingkat spesialisasi vertikalnya.
3. Standarisasi
Any procedure that occurs regularly, is legitimized by the
organization, has rules that cover circumstances dan applies
invariably.(Jackson & Morgan, 1978, 92)
Standarisasi menunjuk pada prosedur yang di desain untuk
membuat aktivitas organisasi menjadi teratur, dan hal ini secara otomatis akan
memfasilitasi adanya koordinasi.
4. Hierarki Otoritas.
Authority refers to the rights inherent in a managerial
position to give orders and expect the orders to be obeyed.” (Robbins,
2003,429)
Otoritas merupakan bentuk dari kekuasaan yang ada pada
suatu posisi atau kantor. Ketika hak untuk mengatur bawahan termasuk dalam
otoritas seseorang, maka otoritas tersebut memberikan hak untuk membatasi
pilihan dan perbuatan yang dilakukan oleh bawahan. Bawahan diharapkan mematuhi
perintah dari atasan. Meskipun jenis kekuasaan ini mempunyai batasan-batasan,
namun otoritas memberikan kebebasan beberapa anggota organisasi untuk membuat
kebijaksanaan dan bertindak, dibandingkan anggota organisasi lainnya.
Hierarki otoritas menggambarkan siapa melapor pada siapa
dan bagaimana kontrol dari seorang manajer. Hierarki berhubungan dengan “span
of control”, yaitu jumlah karyawan yang melapor pada seorang supervisor.
Ketika span of control ini sempit, hierarki otoritasnya
cenderung tinggi, ketika span of control ini lebar, hierarki otoritasnya akan
lebih pendek.
5. Kompleksitas
Kompleksitas menunjuk pada jumlah aktivitas maupun subsistem
pada organisasi. Kompleksitas bisa diukur melalui 3 ( tiga ) diferensiasi yaitu
vertikal, horizontal dan spatial.
a. Diferensiasi vertikal. Semakin banyak tingkatan yang
ada antara manajemen puncak dengan bagian operasional, organisasi tersebut
semakin kompleks. Hal ini dikarenakan ada potensi yang lebih besar untuk
komunikasi yang terputus dan semakin
sulit untuk mengkoordinasikan keputusan antar manajer.
Selain itu juga lebih sulit bagi manajemen puncak untuk mengamati dari dekat
kegiatan yang dilakukan oleh pihak operasional.
b. Diferensiasi horizontal adalah jumlah jenis pekerjaan
satu departemen yang ada pada organisasi. Semakin banyak jumlah pekerjaan yang
ada pada suatu organisasi yang membutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus,
semakin tinggi kompleksitas horizontal pada organisasi tersebut. Orientasi yang
berbeda-beda ini menyebabkan adanya kesulitan yang lebih besar bagi para
anggota organisasi untuk berkomunikasi dan lebih menyulitkan bagi manajemen
untuk mengkoordinasikan aktivitas mereka.
c. Diferensiasi spatial adalah jumlah daerah dari
keberadaan organisasi secara fisik. Dengan meningkatnya diferensiasi spatial
ini maka semakin tinggi pula kompleksitasnya.
6. Sentralisasi
Istilah sentralisasi mengacu pada sampai tingkat mana
pengambilan keputusan dipusatkan pada suatu titik tunggal dalam organisasi.
Konsep itu hanya mencakup wewenang formal, yaitu hak-hak inheren dalam posisi
seseorang. Dikatakan bahwa ketika manajemen puncak membuat keputusan-keputusan
kunci dalam organisasi dengan masukan yang terbatas dari karyawan yang berada
di bawahnya, maka organisasi tersebut memiliki tingkat sentralisasi tinggi.
Sebaliknya, semakin banyak karyawan yang berada di bawah manajemen puncak
memberikan masukan bagi pengambilan keputusan, maka dikatakan bahwa organisasi
lebih terdesentralisasi. Pada perusahaan yang memiliki karakter sentralisasi
tinggi akan mempunyai struktur yang berbeda dengan perusahaan yang
terdesentralisasi. Pada perusahaan yang terdesentralisasi, tindakan dapat lebih
cepat dilakukan ketika hendak memecahkan suatu permasalahan, lebih banyak orang
yang memberikan masukan pada suatu keputusan, dan karyawan tidak akan terlalu
merasa berbeda dengan orang-orang yang membuat keputusan yang mempengaruhi
kehidupan kerja mereka.
7. Profesionalisme
Profesionalisme adalah level dari pendidikan formal dan
training yang harus dimiliki dan diikuti oleh karyawan. Profesionalisme
dianggap tinggi apabila karyawan harus mengikuti training dalam jangka waktu
yang lama untuk memegang suatu pekerjaan atau jabatan pada perusahaan.
8. Personnel ratio.
Personel ratio menunjuk pada jumlah karyawan pada suatu
fungsi atau departemen tertentu.
B. Dimensi Kontektual, yaitu dimensi yang
menggambarkan keseluruhan dari suatu organisasi. Dimensi ini memperlihatkan susunan
organisasi yang mempengaruhi dan membentuk suatu dimensi struktural organisasi.
Terdiri dari :
1. Ukuran. Ukuran adalah besarnya suatu organisasi yang
terlihat dari jumlah orang dalam organisasi tersebut. Organisasi dapat diukur
sebagai suatu keseluruhan atau melalui komponen-komponen yang spesifik,
misalnya melalui divisi yang ada. Namun biasanya organisasi diukur melalui
jumlah karyawan, sebab organisasi merupakan suatu sistem sosial.
2. Teknologi Organisasi. Teknologi organisasi adalah dasar
dari subsistem produksi, termasuk teknik dan cara yang digunakan untuk mengubah
input organisasi menjadi output.
3. Lingkungan. Lingkungan mencakup seluruh elemen di luar
lingkup organisasi. Elemen kunci mencakup industri, pemerintah, pelanggan,
pemasok dan komunitas finansial. Elemen lingkungan yang paling sering berdampak
pada suatu organisasi biasanya adalah organisasi yang lain.
Komentar
Posting Komentar