100 + PERUSAHAAN TERBAIK DI INDONESIA LENGKAP#19 BARITO PACIFIC (BRPT)

 # 19 BARITO PACIFIC


PT Barito Pacific Tbk  merupakan perusahaan di sektor sumber daya alam yang terdiversifikasi dan terintegrasi.
PT Barito Pacific Tbk didirikan pada tahun 1979 oleh Prajogo Pangestu, merupakan perusahaan publik di bidang sektor petrokimia dan energi yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia. Saat ini Prajogo Pangestu adalah Chairman dari Barito Pacific Group. Sebelumnya, perusahaan ini bernama PT Barito Pacific Timber Tbk dan tercatat pernah menjadi salah satu penguasa industri perkayuan terbesar di Indonesia. Barito Pacific Timber dalam suatu masa juga pernah tercatat menguasai 5 juta hak pengusahaan hutan (HPH) di berbagai daerah. Barito Pacific Timber tercatat pernah mempunyai lima pabrik pengolahan yang bersama-sama menghasilkan plywood, blockboard, particle board, dan woodworking product yang diekspor ke Asia, Eropa dan Amerika. Akan tetapi, memasuki awal 2000-an, bisnis kayu tersebut merosot tajam, menyebabkan Barito Pacific menutup dua pabrik pengolahan kayu pada kurun saat 2004 sampai 2007. Akhirnya, mulai 2007 dilakukan perubahan usaha yang lebih mengarah ke bisnis energi dan petrokimia, yang mengarah ke perubahan nama saat ini.
Barito Pacific memiliki anak usaha utama yaitu Chandra Asri Petrochemical dan Star Energy Geothermal. Saat ini Barito Pacific berfokus untuk melakukan ekspansi di bidang petrokimia melalui proyek pembangunan kompleks petrokimia ke-dua di Indonesia oleh Chandra Asri, dan melalui ekplorasi energi panas bumi oleh Star Energy Geothermal.Hingga akhir 2021 perusahaan telah memiliki 3.126 orang karyawan.

Visi 

Visi Barito Pacific adalah menciptakan dampak lebih dari sekadar keuntungan yang menghasilkan nilai berkelanjutan bagi banyak orang, bisnis, serta masyarakat baik di dalam maupun di luar Indonesia.

Misi 

Misi Barito Pacific adalah mengoperasikan jaringan gagasan, talenta, dan modal yang tumbuh dan hidup. Sebuah misi yang membuka lebar potensi bisnis, sumber daya manusia, dan para mitra yang sangat menentukan pertumbuhan Indonesia selanjutnya.


BISNIS PERUSAHAAN

Petrokimia

Bisnis petrokimia Barito Pacific mengoperasikan pabrik naphta cracker yang terbesar dan terintegrasi,satu-satunya di Indonesia. Kami berencana menggandakan kapasitas kami dengan membangun kompleks petrokimia kedua. Kami memproduksi beragam palet Olefin, Polyolefins, Styrene Monomer, dan Butadiene, termasuk produk turunannya.

Perseroan menjalankan sektor usaha petrokimia melalui entitas anaknya yaitu, Chandra Asri dengan kepemilikan sahamnya sebesar 38,55%, baik langsung maupun tidak langsung. Segmen petrokimia Perseroan pada tahun 2021 memberikan kontribusi terhadap pendapatan bersih sebesar US$2.573 juta. Chandra Asri mengelola fasilitas produksi petrokimia di Ciwandan, Cilegon di Provinsi Banten dan memiliki hasil produksi utama yang meliputi Olefins (Ethylene, Propylene, dan hasil sampingannya, seperti PyGas dan Mixed C4); Polyolefins (Polyethylene dan Polypropylene); Styrene Monomer, Butadiene (dan hasil sampingannya, seperti Raffinate), MTBE dan Butene-1. 

Lokasi strategis kompleks petrokimia terintegrasi Chandra Asri menyediakan akses yang mudah ke pelanggan dalam negeri utama Chandra Asri yang terhubung langsung ke fasilitas produksi di Cilegon melalui jalur pipa.Chandra Asri memasarkan produknya kepada pelanggan domestik dan internasional. Anak perusahaan ini adalah satu-satunya produsen lokal Ethylene, Styrene Monomer, Butadiene, MTBE dan Butene-1. Pangsa pasar domestik Chandra Asri (termasuk impor) di Indonesia saat ini masingmasing berada di kisaran 50%, 30%, dan 32% untuk olefins, polyethylene, dan polypropylene. Pada 2021, tingkat operasi Chandra Asri mencapai 91% secara rata-rata untuk semua fasilitas pabrik. 

Tingkat operasi keseluruhan untuk tahun ini sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 92%, dikarenakan oleh pemeliharaan dan alasan ekonomi (pemenuhan kontrak). Pabrik Polyethylene mencapai total 94% tingkat operasi, diikuti oleh 92% di pabrik Polypropylene, 89% di pabrik Styrene Monomer, dan 84% di pabrik Butadiene. Sementara itu, pabrik MTBE mencapai tingkat operasi 46% terutama karena kewajiban untuk memenuhi perjanjian off-take raffinate yang telah dipertimbangkan dalam Keputusan Investasi Akhir proyek dan Butene-1 mencatat tingkatoperasi 80% sepanjang tahun 2021. Pabrik MTBE dan Butene-1hanya beroperasi selama 4 (empat) bulan pada 2020, dikarenakan baru beroperasi sejak akhir Agustus 2020. Ke depannya, pemulihan kondisi ekonomi dapat lebih mendukung permintaan yang lebih tinggi yang bisa diartikan tingkat operasi yang lebih tinggi. 

Secara volume, penjualan produk Perseroan pada tahun 2021 mencapai 2.211 KT, menurun 0,5% dibandingkan tahun 2020 yang sebesar 2.222 KT. Penurunan itu dikarenakan adanya Turn Around Maintenance di pabrik Polypropylene Perseroan. Namun demikian, produk Polyolefins tetap menyumbangkan volume penjualan terbesar pada tahun 2021 sama seperti pada tahun 2020. Tabel di bawah ini menunjukkan kapasitas produksi pabik, tingkat utilisasi pabrik, serta laba segmen per produk dari pabrik petrokimia pada 2019-2021:

Energi

Barito Pacific mengoperasikan pabrik penghasil tenaga geothermal terbesar ketiga di dunia dengan kapasistas terpasang. Kami bertekad mengembangkan portofolio energi terbarukan melalui proyek-proyek baru serta menjajaki kemungkinan akuisisi dan penyempurnaan proyek-proyek di seluruh dunia.

Perseroan beroperasi di sektor energi melalui entitas anak, di Star Energy Group Holdings Pte Ltd. di mana Perseroan mempunyai 66,67% kepemilikan saham. Saat ini, Star Energy Geothermal memiliki 3 (tiga) aset panas bumi yang beroperasi dengan total kapasitas terpasang 875MW. Star Energy telah menandatangani kontrak perjanjian offtake jangka panjang dengan Pertamina dan PLN, dengan rataan periode kontrak 23 tahun (sejak 2018). 

Operasi Panas Bumi Wayang Windu memiliki kombinasi kapasitas terpasang sebesar 227MW, Operasi Panas Bumi Salak memiliki total kapasitas terpasang sebesar 197MW dan kapasitas penjualan uap sebesar 180MW, dan Operasi Panas Bumi Darajat memiliki total kapasitas terpasang sebesar 216MW dan kapasitas penjualan uap sebesar 55MW. Pada 2021, Star Energy Geothermal berhasil mempertahankan operasional pabrik secara optimal. Wayang Windu beroperasi dengan kapasitas bersih rata-rata sebesar 95%, sementara Salak dan Darajat masing-masing beroperasi dengan kapasitas sebesar 95% dan 93% dengan sedikit gangguan produksi sepanjang tahun.

Properti

Divisi properti Barito Pacific mendukung kelompok-kelompok usaha perumahan dan perkantoran komersial yang signifikan. Saat ini kami sedang membangun Wisma Barito Pacific 2, sebuah gedung perkantoran yang berlokasi di dekat kantor pusat kami, Wisma Barito Pacific.

Lain Lain

Bisnis lain Barito Pacific, diantaranya logistik, produksi lem untuk papan partikel, dan saham minoritas pengeboran lepas pantai di Madura. Kami menjalankan program-program CSR melalui atau dengan Yayasan Bakti Barito.

Sejak lebih dari 10 tahun yang lalu, Perseroan telah bertransformasi dari lini bisnis kehutanan ke lini bisnis petrokimia dan energi. Kedua segmen tersebut menjadi portofolio bisnis utama Perseroan sebagaimana telah diungkapkan di atas. Lini bisnis lainnya di luar petrokimia dan energi diklasifikasikan oleh Perseroan dalam kategori lini bisnis lainnya, mencakup sebagian besar lini bisnis properti dan kehutanan. Lini bisnis ini memberikan kontribusi sebesar US$45 juta terhadap pendapatan bersih. 

Di lini bisnis properti, Perseroan mempercayakan pengelolaan tugas tersebut kepada entitas anaknya, yaitu PT Griya Idola (GI). Salah satu aset properti utama Perseroan yang dikelola GI adalah gedung perkantoran Wisma Barito Pacific dan Wisma Barito Pacific II yang berlokasi di Slipi, Jakarta Barat. Gedung ini juga menjadi kantor pusat bagi mayoritas perusahaan di bawah Grup Barito Pacific.

KEUANGAN
Pada tahun 2021 perusahaan memiliki aset sebesar 9,24 Miliar USD (144 Triliun Rupiah),Liabilitas 4,97 Miliar USD (78 Triliun Rupiah) dan Equitas 4,26 Miliar USD (66 Triliun Rupiah).
Pendapatan bersih perusahaan 3,1 Miliar USD (48,6T), Beban Pokok Penjualan 2,3 Miliar USD(36,1T), Laba Kotor 784,8 Juta USD (12,3T) dan Laba Bersih Tahun Berjalan sebanyak 296 Juta USD atau sekitar 4,6 Triliun Rupiah.

Pada 11 Agustus 1993 perseroan resmi melantai di bursa saham Indonesia(BEI) dengan kode  BRPT dan per 16 Desember 2022 harga saham perseroan telah menyentuh level Rp.775 perlembar sahamnya. Mayoritas saham dimiliki oleh founder Bapak Pajogo Pangestu sebesar 70,85%,11,52% dimiliki masyarakat sisanya dimiliki beberapa bank dan nonbank.

Komentar