100 + PERUSAHAAN TERBAIK DI INDONESIA LENGKAP#62 PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA (INTP)

 #62 PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA



PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., didirikan berdasarkan Akta Nomor 227 tanggal 16 Januari 1985, yang dibuat di hadapan Notaris Ridwan Suselo, S.H., dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI) Nomor 57, Tambahan Nomor 946 tanggal 16 Juli 1985 dengan nama PT Inti Cahaya Manunggal.

Cikal bakal pendirian Perseroan sejatinya telah dimulai sejak tahun 1975 yang ditandai dengan berdirinya PT Distinct Indonesia Cement Enterprise (DICE) yang memiliki pabrik semen dengan kapasitas terpasang sebesar 500.000 ton di wilayah Citeureup, Jawa Barat. Pendirian DICE kemudian disusul dengan berdirinya perusahaan dan pabrik lainnya. Dalam kurun waktu sepuluh tahun, telah berdiri delapan pabrik tambahan dengan kapasitas terpasang 7,7 juta ton per tahun yang dikelola oleh enam perusahaan yang berbeda, yaitu PT Distinct Indonesia Cement Enterprise, PT Perkasa Indonesia Cement Enterprise, PT Perkasa Indah Indonesia Cement Putih Enterprise, PT Perkasa Agung utama Indonesia Cement Enterprise, PT Perkasa Inti Abadi Indonesia Cement Enterprise, dan PT Perkasa Abadi Mulia Indonesia Cement Enterprise. Keenam pabrik tersebut bergabung menjadi PT Inti Cahaya Manunggal, yang kemudian pada 1985 berubah nama menjadi PT Indocement Tunggal Prakarsa, berdasarkan Akta Nomor 81 tanggal 11 Juni 1985, yang dibuat di hadapan Benny Kristianto, S.H., Notaris Publik di Jakarta dan telah diumumkan dalam BNRI Nomor 75, Tambahan Nomor 947 tanggal 16 Juli 1985.

Pada 1989, Perseroan menapaki babak baru dengan melakukan Penawaran umum Saham Perdana dan menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan seluruh sahamnya di bursa efek di Indonesia dengan kode “INTP” pada 5 Desember 1989.

Guna mengantisipasi pertumbuhan pasar yang semakin kuat, Indocement terus berupaya menambah jumlah pabriknya untuk meningkatkan kapasitas produksi. Perseroan mengakuisisi Plant 9 pada 1991 dan menyelesaikan pembangunan Plant 10 di Kompleks Pabrik Cirebon, Cirebon, Jawa Barat pada 1996. Selanjutnya pada 1997, Plant 11 selesai dibangun di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat.

Pada 29 Desember 2000, dari hasil merger antara Perseroan dengan PT Indo Kodeco Cement (IKC), maka Perseroan menjadi pemilik pabrik semen di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Pabrik tersebut menjadi Plant 12 milik Perseroan.

Pada 2001, HeidelbergCement Group menjadi pemegang saham mayoritas melalui entitas anaknya, Kimmeridge Enterprise Pte. Ltd., setelah mengakuisisi 61,7% saham Perseroan. Pada 2008, HeidelbergCement AG mengalihkan seluruh sahamnya di Indocement kepada Birchwood Omnia Ltd. (Inggris), yang 100% dimiliki oleh HeidelbergCement Group.

Pada 2009 Birchwood omnia Ltd., menjual 14,1% sahamnya kepada publik, sehingga kepemilikan saham Indocement oleh HeidelbergCement AG melalui Birchwood Omnia di Perseroan menjadi 51%.

Pada Oktober 2016, Perseroan mulai mengoperasikan pabrik ketiga belas yang disebut Plant 14 di Kompleks Pabrik Citeureup, yang merupakan pabrik semen terintegrasi terbesar milik Indocement dengan kapasitas desain terpasang mencapai 4,4 juta ton semen per tahun dan juga merupakan pabrik semen terbesar yang pernah dibangun oleh Indocement dan HeildelbergCement Group.

Saat ini Perseroan telah mempunyai 13 pabrik dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 25,5 juta ton semen. Sepuluh pabrik berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua pabrik di Kompleks Pabrik Cirebon, Cirebon, Jawa Barat; dan satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan dengan total jumlah karyawan 4.695 orang.

 VISI

Semen: Menjadi Produsen Semen Terkemuka dan Pilihan Pelanggan di Indonesia; 
Beton Siap-pakai: Pemain RMC Unggul di Jawa dan Memiliki Jaringan di Sumatera dan Kalimantan Timur; 
Agregat dan M-Sand: Pemain Agregat Ternama di Jabodetabek dengan Jaringan hingga ke Jawa Tengah; 
Mortar: Pemain Mortar yang Terdepan di Jawa Bagian Barat.

MISI
Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan semen dan bahan bangunan bermutu tinggi yang mengutamakan solusi untuk pelanggan dengan mengedepankan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG)

MOTTO
Material To Build Our Future


KEUANGAN
Perusahaan memiliki 26,1 Triliun Rupiah Aset yang terdiri atas 5,5 Triliun Utang dan 20,6 Triliun Equitas.
Sepanjang 2021 perusahaan telah membukukan volume penjualan semen dan klinker sebanyak 18 juta ton atau setara dengan 14,8 Triliun Rupiah (13,98 T Semen,1,06 T Beton siap pakai, dan tambang agregat 150 Miliar Rupiah) dengan kapasitas produksi 25,5 juta ton. Beban penjualan sebesar 9,6 Triliun dan laba kotor 5,1 Triliun Rupiah.Laba tahun berjalan sebesar 1,78 Triliun Rupiah.Dana  12,6 Miliar disalurkan perusahaan untuk CSR,75,757 Miliar Rupiah untuk pembayaran pajak korporasi.
Saat ini per 16 Desember 2022 harga saham perseroan Rp.9.950 perlembarnya. 51 % kepemilikan oleh Birchwood Omnia Ltd,45,43% masyarakat,serta saham dalam tresury 3,57%. 

Komentar