100 + PERUSAHAAN TERBAIK DI INDONESIA LENGKAP #16 ADARO

 # 16 ADARO


Sejarah Adaro dimulai dari guncangan minyak dunia pada tahun 1970an. Hal ini menyebabkan Pemerintah Indonesia merevisi kebijakan energinya, yang pada saat itu berfokus kepada minyak dan gas, untuk mengikut sertakan batubara sebagai bahan bakar untuk penggunaan dalam negeri. Dengan meningkatnya fokus terhadap batubara pada tahun 1976, Departemen Pertambangan membagi Kalimantan Timur dan Selatan menjadi 8 blok batubara dan membuka tender untuk blok-blok tersebut.
Perusahaan Pemerintah Spanyol, Enadimsa, memasang tawaran untuk Blok 8 di wilayah Tanjung, Kalimantan Selatan, karena batubara diketahui keberadaannya di daerah tersebut dari singkapan yang telah dipetakan oleh ahli-ahli geologi Belanda pada tahun 1930an dan dari perpotongan pada sumur minyak yang telah dibor oleh Pertamina pada tahun 1960an.
Tidak ada perusahaan lain yang memasang tawaran untuk blok tersebut, karena pada waktu itu lokasi tersebut dianggap terlalu jauh di pedalaman dan memiliki kualitas batubara yang rendah.

Mengapa ‘Adaro’?
Nama ‘Adaro’ dipilih oleh perusahaan Enadimsa dalam rangka menghormati keluarga Adaro, yang sangat terkenal dalam sejarah Spanyol, yang berperan besar dalam kegiatan penambangan di Spanyol selama beberapa abad. Dengan demikian lahirlah PT Adaro Indonesia.
Perjanjian Kerjasama Batubara Adaro Indonesia (CCA) ditandatangani pada tanggal 2 November 1982. Enadimsa melaksanakan kegiatan eksplorasi di area perjanjian dari tahun 1983 hingga 1989, ketika konsorsium yang terdiri dari perusahaan Australia dan Indonesia membeli 80% kepemilikan Adaro Indonesia dari Enadimsa.
Pada bagian awal tahun 1990an, Adaro melaksanakan studi kelayakan untuk meletakkan dasar pembangunan proyek. Hal yang penting adalah memilih rute transportasi untuk pengangkutan batubara, dan keputusan diambil untuk membangun jalan pengangkutan batubara sepanjang 80km yang terletak di sebelah barat Sungai Barito, daripada membangun jalan sepanjang 130 km yang terletak sebelah timur dari Adang Bay di pesisir Kalimantan karena akan lebih cepat dan murah, dan terutama karena dapat menghindari jalan yang melintasi Pegunungan Meratus.
Produksi batubara juga diputuskan untuk dimulai dari tambang Paringin karena memiliki nilai panas yang lebih tinggi daripada tambang Tutupan, dan juga tambang tersebut memiliki lapisan penutup yang mengandung batulumpur, batuan keras yang cocok dalam konstruksi jalan. Pengembangan tambang ini dipercepat demi membawa batubara kepada pasar secepat mungkin untuk membangun basis pelanggan.
Perusahaan memutuskan untuk berintegrasi sebanyak mungkin dengan masyarakat setempat, dimana seluruh karyawan, baik asing maupun lokal, tinggal di kota-kota setempat, dan rekrutmen difokuskan pada masyarakat setempat dengan komitmen untuk mengadakan pelatihan dalam skala besar. Penggunaan jasa kontraktor secara maksimum juga dijadikan fokus operasional, terutama jasa kontraktor dan pemasok lokal bila memungkinkan.
Langkah yang pertama dalam pengembangan deposit batubara adalah pengumpulan dana dan di bulan Mei 1990, dilakukan pendekatan dengan sejumlah bank untuk memperoleh pembiayaan proyek sebesar AS$28 juta. Namun semua bank yang didekati menolak memberikan pembiayaan karena pertimbangan adanya masalah yang terkait dengan kualitas batubara karena jenis batubara sub-bituminus Adaro belum diperdagangkan secara internasional dengan volume yang signifikan dan pasar domestik pada saat itu relatif kecil.
Ada keraguan tentang kelayakan konstruksi jalan angkutan batubara, terutama karena 27 km dari jalan yang diusulkan melintasi daerah rawa, yang bila dianggap layak secara teknis pun akan menimbulkan biaya konstruksi yang tinggi.
Oleh karena itu, para pemegang saham memberikan dana pembangunan sebesar AS$20 juta dengan suku finansial komersial untuk konstruksi dan pembangunan kegiatan operasional Adaro dengan syarat bahwa kebutuhan dana yang lebih bersumber dari arus kas perusahaan.

Penambangan Perdana
Konstruksi jalan angkutan batubara dimulai pada bulan September 1990 dan menghabiskan waktu sekitar satu tahun yang disebabkan oleh kesulitan dalam peletakan jalan sepanjang 27 km diatas rawa-rawa di sisi Sungai Barito. Konstruksi sistem penghancuran, stockpiling dan pemuatan tongkang sebesar 2 juta tonne per tahun di Sungai Kelanis dimulai pada bulan Maret 1991.
Pit Paringin dengan lapisan tunggalnya setebal 30 meter dibuka di bulan Maret 1991 dengan menggunakan jasa kontraktor lokal. Batubara yang pertama diuji coba pada run-of-mine stockpile dan sampel kemudian dikirim ke Australia untuk uji pembakaran. Hasilnya baik dan menunjukkan beberapa potensi hal positif dari penggunaan batubara pada pemanas komersial. Pembukaan resmi tambang Paringin dilaksanakan pada bulan Agustus 1991.
Selama tahun 1990, dikembangkan suatu program pemasaran yang berfokus pada pasar potensial dimana batubara Adaro yang mengandung tingkat sulfur dan abu yang sangat rendah dapat menawarkan manfaat yang besar. Untuk membantu kegiatan pemasaran, diputuskan untuk mengadopsi merek dagang untuk batubara yang akan mencerminkan kualitas-kualitas tersebut dan setelah “aquacoal” didiskusikan dan ditolak, nama “envirocoal” terpilih untuk digunakan sebagai merek batubara Adaro.
Penjualan pertama batubara Adaro adalah kepada Krupp Industries dari Jerman yang tertarik dengan karakter ramah lingkungan Envirocoal. Kapal perusahaan, MV Maersk Tanjong, yang memiliki peralatan roda gigi dan pengeruknya sendiri berlayar ke Eropa pada tanggal 22 Oktober dengan 68,750 ton Envirocoal.
Setelah uji coba lebih lanjut, pengiriman dilakukan pada tahun 1992 kepada beberapa pelanggan potensial dan dengan penyelesaian pembangunan infrastruktur batubara dan pembentukan basis pelanggan, Adaro dinyatakan beroperasi secara komersil pada tanggal 22 Oktober 1992.
Sejak hari-hari awal tersebut, tambang Adaro Indonesia telah bertumbuh menjadi lokasi tambang tunggal terbesar di belahan bumi bagian selatan, dan produksi telah bertumbuh dari awal mula 1 juta ton pada tahun 1992, dan beberapa tahun mencetak pertumbuhan yang luar biasa. Sebagai contoh, pada tahun 2006, Adaro Indonesia meningkatkan produksi sebanyak lebih dari 28% dari tahun sebelumnya menjadi 34,4 juta ton.
Hingga hari ini, produksi dan penjualan batubara Adaro Indonesia telah memiliki tren pertumbuhan stabil. Terlepas dari tantangan Pandemi Covid-19, total produksi tahun 2021 mencapai 52,7 juta ton.

Penggantian Nama Perusahaan
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada tanggal 9 Februari 2022, para pemegang saham menyetujui perubahan nama perseroan menjadi PT Adaro Energy Indonesia Tbk yang sebelumnya merupakan PT Adaro Energy Tbk. Perubahan ini menandakan status perusahaan sebagai perusahaan nasional dan menunjukkan komitmen PT Adaro Energy Indonesia Tbk untuk berkontribusi lebih jauh ke Indonesia.

VISI

Menjadi Group Perusahaan Tambang dan Energi Indonesia Yang Terkemuka

MISI

Adaro Bergerak Di Bidang Tambang dan Energi Untuk :

- Memuaaskan Kebutuhan Pelanggan

- Mengembangkan Karyawan

- Menjalin Kemitraan dengan Pemasok

- Mendukung Pembangunan Masyarakat dan Negara

- Mengutamakan Keselamatan dan Kelestarian Lingkungan

- Memaksimalkan Nilai Bagi Pemegang Saham

BISNIS PERUSAHAAN

MINING

PT Adaro Indonesia (AI)

AI merupakan operasi penambangan batu bara terbesar dalam Grup Adaro, yang memproduksi produk batu bara utama grup, yakni Envirocoal, batu bara sub-bituminus dengan nilai kalor sedang dan kadar polutan yang amat rendah. Rentang nilai kalor Envirocoal adalah dari 4.000 kkal/kg sampai 5.000 kkal/kg dan merupakan salah satu batu bara paling bersih di pasar batu bara termal seaborne. AI memiliki cadangan sebesar 731 juta ton dan sumber daya sebesar 3,3 miliar ton.

Wilayah operasi AI terletak di Kalimantan, dan AI beroperasi di bawah Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) dengan Pemerintah Indonesia. Wilayah konsesi AI terdiri dari tiga tambang, Tutupan, Paringin dan Wara. PKP2B AI sedang diperpanjang, dan dokumen perpanjangan telah diserahkan kepada pemerintah.

Di tahun 2021, AI memproduksi 43,2 juta ton batu bara, atau 8% lebih rendah year-on-year (y-o-y), serta menjual 47,5 juta ton batu bara, 7% lebih rendah y-o-y. Sejalan dengan perkembangan sekuens tambang, AI berencana untuk mengupas lapisan penutup dengan skala lebih besar pada tahun 2021 sehingga mengupas 194,4 juta bank cubic meter (Mbcm) lapisan penutup, atau naik 1% y-o-y, serta mencatat nisbah kupas 4,5x.

Produktivitas AI di tahun 2021 terdampak oleh cuaca buruk, keterbatasan pasokan tenaga kerja dan peralatan, wabah COVID-19 dan dampaknya, serta transisi kontraktor pertambangan. Terlepas dari masalah tersebut, AI dapat memenuhi semua komitmen kepada pelanggan. AI mencatat profitabilitas yang solid pada tahun 2021, yang ditopang tingginya harga batu bara.

SERVICE

PT Saptaindra Sejati

PT Saptaindra Sejati (SIS) adalah salah satu kontraktor pertambangan terbesar di Indonesia. SIS menyediakan berbagai layanan yang mencakup kontrak pertambangan, rencana tambang, pekerjaan sipil, pembangunan infrastruktur, dan logistik darat. Karena banyak melayani pelanggan di sektor pertambangan batu bara, kinerja volume produksi SIS dapat terkena dampak langsung fluktuasi harga batu bara.

Tahun 2021 dimulai dengan kondisi yang lebih baik untuk industri batu bara sehingga pelanggan SIS berencana memulihkan dan meningkatkan kegiatan operasional untuk mengambil kesempatan yang bagus dari positifnya pasar batu bara. Kinerja SIS juga dipengaruhi oleh hujan yang berkepanjangan di sepanjang tahun, ketersediaan peralatan, serta kesulitan proses rekrutmen tenaga kerja karena protokol COVID-19. Pada tahun 2021, SIS mencatat volume pengupasan lapisan penutup sebesar 161,1 Mbcm, atau turun 1,3% y-o-y dibandingkan tahun 2020. Volume produksi batu bara SIS pada tahun 2021 meningkat 4,5% y-o-y menjadi 43,4 juta ton.

Hingga akhir tahun 2021, SIS memiliki lebih dari 2.800 unit alat berat, antara lain face shovel dan excavator kelas 400 ton, serta dump truck berkapasitas 200 ton. SIS berhasil mempertahankan tingkat ketersediaan fisik 93% untuk peralatannya, di atas parameter operasional standar dan ketersediaan utilisasi sebesar 54%. Selain itu, SIS menyadari bahwa untuk memenuhi target pertumbuhan di masa depan, perusahaan harus terus mengembangkan kompetensi tenaga kerjanya yang terdiri dari 4.663 operator, 1.519 montir, 104 insinyur, 522 pegawai administrasi, dan 1.786 staf manajemen. Pada tahun 2021, SIS melanjutkan penyelenggaraan pelatihan hard skill (teknis) dan soft skill (manajerial) terpadu yang diperlukan untuk memastikan penyelesaian proyek yang memuaskan dan tepat waktu serta meraih Subroto Award 2021 oleh Kementerian ESDM kategori permanen entitas bisnis dengan pengembangan sumber daya manusia terbaik.

POWER

PT Makmur Sejahtera Wisesa (MSW)

MSW menandai langkah hilirisasi pertama Grup Adaro ke sektor ketenagalistrikan. MSW membangun, memiliki, dan mengoperasikan proyek pembangkit listrik pertama AEI, yaitu pembangkit listrik berkapasitas 2x30 MW di Tabalong, Kalimantan Selatan, yang menggerakkan operasi Adaro Indonesia. Pembangkit MSW menggunakan circulating fluidized bed (CFB) yang cocok untuk pembakaran batu bara berkandungan kelembaban tinggi seperti E4000 AI karena dapat mengurangi emisi nitrogen oksida berkat temperatur pembakaran yang rendah dan menggunakan presipitator elektrostatis untuk mengeliminasi emisi abu.

Pada tahun 2021, MSW melanjutkan program elektrifikasi tambang Adaro Indonesia, dengan menambah jumlah pompa listrik menjadi 52. Selain itu, MSW memproduksi listrik sebanyak 71.164 MWH dan mencapai faktor ketersediaan aktual 88,3%.

 

PT Tanjung Power Indonesia (TPI)

PT Tanjung Power Indonesia merupakan suatu perusahaan konsorsium yang dimiliki AP (65%) dan PT EWP Indonesia (35%), perusahaan anak Korea East-West Power Co Ltd., yang didirikan untuk membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara berkapasitas 2x100 MW di kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, dan menjual listrik ke PLN di bawah Perjanjian Jual Beli Listrik untuk periode 25 tahun sejak COD.

Pada tahun kedua operasinya, TPI berhasil mencapai faktor ketersediaan aktual rata-rata 92,88% dari target 80%, dan menghasilkan 1.383.483 MWH listrik untuk PLN Kalimantan. Selama masa Perjanjian Jual Beli Listrik, perusahaan akan terus memasok listrik ke PLN untuk wilayah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.

 

PT Bhimasena Power Indonesia (BPI)

PT Adaro Power, bersama Electric Power Development Co.Ltd. (J-Power) dan Itochu Corporation, mendirikan PT Bhimasena Power Indonesia pada tahun 2011 untuk membangun PLTU berkapasitas 2x1.000 MW di kabupaten Batang, Jawa Tengah. Setelah rampung, pembangkit ini akan menjadi salah satu pembangkit pertama dan terbesar di Asia Tenggara yang menggunakan teknologi boiler ultra-supercritical (USC).

BPI mencapai pemenuhan pembiayaan proyek ini pada bulan Juni 2016 dengan total biaya proyek yang diperkirakan mencapai AS$4,2 miliar, dan mendapatkan komitmen pendanaan proyek sekitar AS$3,4 miliar dari Japan Bank for International Cooperation dan beberapa lembaga keuangan komersial. BPI akan menyediakan listrik kepada PLN selama 25 tahun berdasarkan Perjanjian Jual Beli Listrik, yang merupakan proyek kemitraan pemerintah-swasta pertama yang terealisasi di bawah jaminan Indonesia Infrastructure Guarantee Fund (IIGF), dan bagian Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia.

Per akhir Desember 2021, perkembangan konstruksi pembangkit listrik 2x1.000 MW PT Bhimasena Power Indonesia telah mencapai 96,9%.

 

Proyek Energi Terbarukan

Karena Indonesia mulai bertransisi menuju energi baru dan terbarukan, AP telah aktif mencari proyek pembangkit listrik terbarukan untuk memiliki bauran energi yang seimbang dalam portofolio dan mengurangi jejak karbonnya. Selama tahun 2021, AP terus mempelajari berbagai sumber energi terbarukan seperti biomassa, tenaga angin, tenaga air dan limbah menjadi energi, serta berhasil menambah kapasitas Solar PV di Terminal Khusus Batubara Kelanis menjadi 598 kWp, yang mencapai COD pada tanggal 27 Desember 2021. Solar PV ini dapat menghasilkan sekitar 749 MWh per tahun, yang kemudian akan mengurangi konsumsi solar Adaro Indonesia sekitar 200 ribu liter/tahun atau sekitar AS$130 ribu/tahun, ditambah pula dengan pengurangan emisi karbon sekitar 500 ton/tahun.

Keberhasilan Solar PV Kelanis semakin memotivasi AP untuk terus berupaya mengembangkan proyek- proyek terbarukan baik untuk memenuhi kebutuhan listrik kegiatan operasional Grup Adaro, maupun untuk memenuhi target produksi listrik PLN melalui Produsen Listrik Swasta dan mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi CO2.

LOGISTIK

PT Maritim Barito Perkasa (MBP)

MBP mengangkut batu bara dengan tongkang dari pelabuhan muat pelanggannya di Kelanis, Muara Tuhup, dan Teluk Timbau ke titik transhipmen kapal di Taboneo dan IBT, atau langsung ke pelabuhan bongkar pelanggan di seluruh Indonesia. Per akhir 2021, armadanya terdiri dari 44 tongkang dan 48 kapal tunda, dan tiga kapal berbaling-baling (SPB) dengan kapasitas angkutan batu bara sekitar 550.000 ton dan enam fasilitas transhipmen yang terdiri dari empat floating cranes dan dua floating transfer unit (FTU) dengan kapasitas throughput 166.808 ton per hari.

Pada tahun 2021, MBP meningkatkan armada dengan menambahkan tiga tongkang berukuran 15.000 dwt, lima tongkang 4.000 dwt, lima kapal tunda 1.200 hp, dan dua kapal tunda 2.200 hp. MBP berencana memesan tambahan set kapal tunda dan tongkang pada tahun 2022 untuk melayani siklus pelayaran atas PT Adaro Minerals Indonesia (AMI). Tujuan utama investasi ini adalah untuk mengurangi penyewaan dari pihak ketiga dan dengan demikian meningkatkan efisiensi biaya operasional.

Pada tahun 2021, MBP mengangkut dengan tongkang 47 juta ton batu bara dari Grup Adaro. Terutama untuk AMI, operasi tongkang menghadapi tantangan besar berupa kedalaman air yang tidak terprediksi. Untuk menambah ef isiensi kapasitas, MBP menerapkan sistem transfer barge-to-barge (B2B) (mekanisme untuk meningkatkan efisiensi dengan mentransfer batu bara dari tongkang kecil ukuran kurang dari 4.000 dwt ke tongkang besar ukuran 10.000 sampai 15.000 dwt). Sampai akhir 2021, sistem B2B telah digunakan untuk mengirim 2 juta ton batu bara AMI dan diharapkan akan naik signifikan bersama peningkatan penjualan AMI. MBP juga melanjutkan proses untuk memodifikasi salah satu floating crane untuk memfasilitasi transfer barge-to- barge untuk batu bara AMI di jetty yang saat ini sedang dibangun di Kelanis bagian utara, yang dijadwalkan rampung pada Q4 2022.

Pada tahun 2021, MBP mengangkut 47 juta ton batu bara Grup Adaro. MBP akan terus memanfaatkan pengalamannya yang luas dalam melayani operasi batu bara berskala besar dan mengoperasikan armada tongkang yang lebih kuat dan mampu menghadapi kondisi cuaca buruk untuk perusahaan terafiliasi maupun pihak ketiga.

 

PT Harapan Bahtera Internusa (HBI)

Ship Administration and Management Services (SAMS) Di terminal khusus batu bara Kelanis AI, HBI menjalankan berbagai tugas administrasi pelayaran seperti penjadwalan keluar-masuknya tongkang, pemuatan batu bara ke tongkang, dan sandar dan lepas sandar tongkang, dan layanan bantuan kapal tunda. Pada tahun 2021, HBI melanjutkan pengerukan di Kelanis untuk mengakomodasi ukuran tongkangnya dan mencatat 3.734 call volume SAMS, atau turun 7% y-o-y karena penggunaan tongkang yang lebih besar.

HBI juga mengangkut bahan bakar dari terminal Pulau Laut IBT ke Kelanis menggunakan 3 (tiga) unit fuel oil transportation barge (FOTB) . Pada tahun 2021, HBI membeli 3 (tiga) Self Propelled Oil Barges (SPOB). Dua dari SPOB ini mulai beroperasi pada tahun 2021 untuk mengangkut bahan bakar dari IBT ke pelabuhan Tuhup untuk mendukung operasi AMI. SPOB lainnya akan mulai beroperasi pada Q2 2022 untuk mendistribusikan bahan bakar ke tongkang di Kelanis. Pada tahun 2021, HBI mengangkut 466 juta liter bahan bakar dengan tongkang.

 

PT Indonesia Multi-Purpose Terminal (IMPT)

Setelah mendapatkan konsesi dari KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan) Banjarmasin pada tanggal 15 September 2018 untuk melaksanakan operasi komersial di Taboneo, pada tanggal 10 Mei 2019, IMPT secara resmi mulai beroperasi. Operasi ini termasuk pengendalian pelabuhan dan penempatan kapal di area transhipment batu bara dengan memisahkan kapal-kapal berdasarkan ukurannya, misalnya Handymax, Panamax, dan Capesize.

Petugas IMPT menempatkan kapal-kapal di titik muat kapal yang ditentukan dan mengawasi seluruh aktivitas yang dilakukan di kapal, termasuk aktivitas bongkar muat. Seluruh operasi pemuatan lepas pantai dikelola dan diawasi dari suatu pusat komando apung yang dilengkapi peralatan komunikasi satelit dan sistem lacak GPS yang memadai, untuk mendapatkan turnaround time yang cepat dari saat tiba sampai berangkat kembali. Pada tahun 2021, IMPT meningkatkan aktivitas pelacakan dan pemantauan dengan memasang radar di darat untuk memastikan kelancaran operasi penempatan kapal.

Dalam melaksanakan aktivitas ini, IMPT memprioritaskan keamanan dan keselamatan pelabuhan menurut panduan izin lingkungan dan sertifikasi International Ship and Port Facility Security (ISPS), yang telah dipertahankan sejak tahun 2015. Sebagai hasilnya, aktivitas ini telah meningkatkan keselamatan navigasi kapal yang masuk dan keluar Taboneo maupun proses transhipmen di pelabuhan ini. Dari pendapatan yang dihasilkan dari layanan pelabuhan di Taboneo, IMPT membayarkan biaya konsesi kepada pemerintah. Pada tahun 2021, IMPT menyumbangkan Rp2,5 miliar kepada pemerintah dalam bentuk pendapatan negara bukan pajak (PNBP), atau naik 9% dari 2,29 miliar pada tahun 2020.

 

PT Indonesia Bulk Terminal (IBT)

IBT menyediakan layanan penanganan batu bara dan bahan bakar di terminal Pulau Laut yang berada di pesisir tenggara Kalimantan Selatan. Layanan penanganan batu bara meliputi pemuatan batu bara ke kapal, penyimpanan sementara, serta layanan pencampuran batu bara. Para pelanggan IBT dapat membeli batu bara dari berbagai sumber yang paling ekonomis dan IBT mencampurkan batu bara sesuai kebutuhan mereka untuk mengurangi biaya produksi. IBT juga menyediakan fasilitas yang dapat memuat kapal sampai 80.000 dwt dalam waktu kurang dari dua hari dan berkapasitas throughput 12 juta ton dalam setahun, ditambah fitur yang dapat membantu pendeteksian dan pemisahan kontaminan logam dalam batu bara sebelum dimuat ke kapal.

Untuk layanan penanganan bahan bakar, IBT dilengkapi dengan empat tangki BBM berkapasitas penyimpanan 80.000 kiloliter dan dua jeti berkapasitas muat 1,4 juta kiloliter/tahun. Pada tahun 2021, IBT memulai operasi uji coba fasilitas pencampuran bahan bakar dan FAME (metil ester asam lemak) secara in-line (terus- menerus) yang dirancang untuk meningkatkan kualitas dan mempercepat proses pencampuran sehingga menghasilkan campuran biodiesel yang lebih homogen dan kapasitas muat yang lebih besar, atau sampai 1,8 juta kiloliter/tahun.

Bagi Grup Adaro, IBT adalah kapasitas cadangan yang besar bagi operasi transhipmen di Taboneo dan menjadi lokasi untuk mendapatkan bahan bakar, yang merupakan komponen penting bagi operasi terpadu Grup Adaro dari tambang sampai pembangkit listrik. Walaupun masih melayani Grup Adaro sebagai kegiatan utamanya, IBT akan terus meningkatkan bisnis dengan pihak ketiga, terutama para penambang di wilayah tengah, selatan dan tenggara pulau Kalimantan, yang dapat memanfaatkan lokasi strategis dan fasilitas modern pelabuhan ini. Sejak tahun 2015, IBT telah membentuk kerja sama strategis dengan Pertamina, yang telah menggunakan IBT sebagai fasilitas untuk pencampuran biosolar.

 

PT Sarana Daya Mandiri (SDM)

SDM memulai operasi dengan pengerukan yang dilakukan di alur Sungai Barito pada tahun 2008, yang telah memungkinkan alur untuk dapat dilalui dua arah selama 24 jam sehari mulai tanggal 1 Januari 2009. Sejak itu, SDM mempertahankan lebar dan kedalaman alur sepanjang 15 km ini dengan melakukan pengerukan secara rutin supaya selalu aman untuk navigasi. Untuk pengawasan dan pengendalian yang baik terhadap keamanan lalu lintas dan navigasi, SDM memastikan bahwa peralatan pengamatannya selalu laik operasi.

Alur Barito telah mencatat kenaikan lalu lintas dalam tahun-tahun terakhir. Volume kargo yang melintasi alur ini pada tahun 2021 berjumlah 109 juta ton, atau naik 4% dari tahun 2020. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan kargo pihak ketiga. Dengan kapasitas yang cukup untuk mengakomodir sampai 200 juta ton batu bara per tahun, alur ini masih dapat mengakomodir volume yang lebih tinggi.

Pada tahun 2021, SDM melanjutkan dua kegiatan: mengawasi aktivitas pengerukan dan melakukan survei batimetri. Pengawasan pengerukan dilakukan di Kelanis dan Ujung Rumput, masing-masing atas penunjukan HBI dan MBP. Di sisi lain, survei batimetri dilakukan di Kalimantan Selatan, Timur dan Tengah untuk mengevaluasi navigabilitas alur dan menentukan apakah dibutuhkan pengerukan.

Selain itu, pada tahun yang sama, sebagai bagian upaya AEI untuk merampingkan struktur kepemilikan Grup Adaro, ATA menjual kepemilikannya atas SDM kepada SMP, perusahaan anak AL. Restrukturisasi ini diharapkan akan menciptakan sinergi yang lebih kuat dalam pilar bisnis logistik.

LAND 

PT Adaro Persada Mandiri (APM)

APM, induk perusahaan untuk pilar Adaro Land, berfokus untuk menyediakan layanan manajemen pertanahan, pengembangan inf rastruktur, dan penyewaan serta operasional aset. Untuk layanan manajemen pertanahan, APM menyediakan jasa penyimpanan dan pengelolaan arsip dokumen pertanahan serta jasa sistem informasi pertanahan untuk Grup Adaro. Sedangkan untuk jasa pengelolaan asset, APM menjalankan aktivitas pengadaan aset dan pengelolaan fasilitas.

Pada tahun 2021, APM berhasil menyelesaikan beberapa proyek konstruksi untuk Grup Adaro, misalnya gedung induksi PT Adaro Indonesia, bengkel transporter bahan bakar PT Adaro Logistik dan perumahan karyawan PT Bhimasena Power Indonesia di Batang.

 

PT Rehabilitasi Lingkungan Indonesia (RLI)

RLI, perusahaan anak APM, mempunyai dua lini bisnis: jasa pengawasan dan/atau pelaksanaan proyek rehabilitas daerah aliran sungai (DAS) dan jasa pelaksanaan proyek revegetasi untuk reklamasi. Perusahaan-perusahaan tambang diharuskan untuk merehabilitasi DAS dan merevegetasi area reklamasi, baik sebagai pemegang ijin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH) ataupun untuk memenuhi kewajiban paska tambang.

Pada tahun 2021, melalui layanan revegetasi, RLI melaksanakan penanaman seluas 275 Ha dan perawatan seluas 270 Ha. Sementara itu, melalui kegiatan rehabilitasi DAS, RLI membantu serah terima area DAS yang telah direhabilitasi dalam IPPKH Adaro Indonesia seluas 440 Ha, dan proyek IPPKH Maruwai Coal seluas 1.858 Ha.

 

PT Agri Multi Lestari (AML)

AML adalah perusahaan Adaro Land yang bergerak di bidang Agribisnis dan Perkebunan. Pada sektor agribisnis, AML memiliki peternakan sapi yang bertujuan untuk menghasilkan pupuk organik padat dan cair. AML juga mempunyai fasilitas pembibitan yang menghasilkan bibit-bibit tanaman berkualitas. Baik pupuk maupun bibit, akan digunakan untuk mendukung kegiatan di RLI khususnya kegiatan revegetasi dan penanaman di aset kehutanan. Selain itu, AML juga menyediakan jasa pengelolaan perkebunan sawit milik Grup Adaro dan pengamanan kawasan pra penambangan.

Pada tahun 2021, AML menyediakan lebih dari 278 ribu bibit, 396 ton pupuk padat dan 20.800 liter pupuk cair untuk mendukung kegiatan revegetasi. Penggunaan bibit dan pupuk dari AML akan mengurangi biaya penanaman dan perawatan tanaman serta meningkatkan tingkat pertumbuhan tanaman pada proyek reklamasi.

 

PT Alam Sukses Lestari (ASL)

ASL merupakan perusahaan anak dalam lini bisnis aset kehutanan di pilar Adaro Land. ASL merupakan pemegang konsesi izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu restorasi ekosistem (IUPHHK RE). Di dalam melakukan pengelolaan restorasi ekosistem, ASL melakukan beragam kegiatan seperti pengelolaan lingkungan dan biodiversity, pemberdayaan dan kerjasama sosial dengan masyarakat desa penyangga di sekitar kawasan ASL, serta patroli perlindungan kawasan hutan.

Pada tahun 2021, ASL tetap berupaya menjaga skor monitoring & evaluation (monev) pada peringkat baik dengan menjalankan kewajiban sebagai pemegang konsesi IUPHHK RE. Selain itu ASL melakukan studi pengembangan terkait potensi carbon pool, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dan hutan energi.

 

PT Hutan Amanah Lestari (HAL)

Aset kehutanan lainnya yang berada di dalam pilar bisnis Adaro Land adalah HAL. Perusahaan ini adalah pemegang (Izin Usaha Pemanfaatan Penyerapan dan/ atau Penyimpanan Karbon (IUP RAP/PAN Karbon) pada Hutan Produksi. Sebagai pemegang izin ini maka HAL berupaya menjaga kelestarian ekosistem yang dimilikinya terutama lahan gambut di dalam kawasan HAL.

Pada tahun 2021, HAL tetap berupaya menjaga skor dari monitoring & evaluation (monev) pada peringkat baik dengan menjalankan kewajiban sebagai pemegang konsesi IUP Rap/Pan Karbon. Selain itu, HAL melakukan studi pengembangan terkait potensi carbon pool dan carbon trading, yang akan dilanjutkan dengan kegiatan project design document (PDD).

WATER

Sejak tahun 2016, Grup Adaro telah mengembangkan pilar Adaro Water untuk memperluas investasinya di sektor pengelolaan air bersih dan sanitasi melalui PT Adaro Tirta Mandiri dan anak-anak usahanya. Hal ini merupakan bentuk dukungan terhadap program pembangunan pemerintah Indonesia dengan berpartisipasi aktif dalam upaya peningkatan akses terhadap air bersih, yang masih menjadi tantangan bagi pemerintah Indonesia.

Adaro Water terus berusaha meningkatkan kinerjanya melalui investasi di bidang pengelolaan air dan pengolahan lumpur serta penurunan tingkat kehilangan air (air tak berekening-NRW). Sampai dengan akhir tahun 2021, Adaro Water telah mengoperasikan 4 (empat) Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan total kapasitas 1.270 liter per detik, yang berada di Gresik (Jawa Timur), Kabupaten Banjar (Kalimantan Selatan), Sampit (Kotawaringin Timur) dan Dumai (Riau). Pada saat ini, IPA yang berada di Dumai sedang fokus untuk menyelesaikan konstruksi fase lanjutan dengan kapasitas 200 liter per detik (dari total proyek sebesar 450 liter per detik), setelah sebelumnya fase pertama yang berkapasitas 50 liter per detik berhasil dioperasikan di tahun 2020. Pada tahun 2021, Adaro Water mengakuisisi PT Grenex Tirta Mandiri yang telah mendapatkan proyek pembangunan IPA berkapasitas 200 liter per detik di Kabupaten Bekasi, dengan target penyelesaian konstruksi pada akhir tahun 2022. Melalui perusahaan anaknya, yaitu PT Adaro Wamco Prima, Adaro Water juga telah menjalankan bisnis di bidang pengolahan lumpur dan air untuk mendukung kegiatan penambangan perusahaan-perusahaan di bawah pilar Adaro Mining.

Di tahun 2021, Adaro Water melalui perusahaan anaknya PT Adaro Tirta Sarana mulai melayani Adaro Mining untuk pengelolaan dewatering untuk mendukung kegiatan pertambangan. Selain itu, pada akhir tahun 2021, Adaro Water memenangkan tender untuk merampungkan tahap kerja sama dengan Perumda Tirtawening Kota Bandung untuk investasi penurunan NRW yang memfokuskan kegiatan di wilayah pelayanan Kota Bandung Utara, dengan total kapasitas diselamatkan sebesar 219 liter per detik.

Adaro Water terus berusaha menambah portofolio bisnisnya guna mencapai target kapasitas total 4.000 liter per detik di jangka waktu menengah melalui akuisisi, kemitraan pemerintah dan swasta (public private partnerships), kerja sama bisnis-ke-bisnis dan terus berpartisipasi di tender-tender pilihan. 

CAPITAL

Grup Adaro telah tumbuh vertikal menjadi jauh lebih besar dan secara horizontal dengan meliputi bermacam- macam industri, yang secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan bisnis intinya. Transformasi ini juga disertai dengan peluang untuk terus memperluas operasi baik di pasar domestik maupun internasional serta kebutuhan untuk mengoptimalkan keuangan grup melalui investasi lintas negara dalam bentuk instrumen keuangan. Pilar bisnis Adaro Capital dibentuk untuk memegang peran tersebut demi memanfaatkan sumber daya dan jaringan grup yang besar untuk menangkap peluang investasi yang menguntungkan dan akan menghasilkan pengembalian yang signifikan bagi para pemegang saham.

Melalui anak-anak usahanya, Adaro Capital telah mulai merintis jalan menjadi salah satu pusat laba grup dengan berpartisipasi pada beberapa transaksi bisnis dan sedang berkembang untuk berperan lebih besar di Grup Adaro dengan senantiasa mencari potensi laba di sektor riil maupun keuangan. Pilar Adaro Capital didukung oleh beberapa anak usaha yang berbasis di luar negeri, seperti Arindo Holdings (Mauritius) Ltd., Adaro Capital Ltd. dan Vindoor Investments Ltd.

 

Arindo Holdings (Mauritius) Limited (Arindo)

Arindo merupakan perusahaan terbuka yang terdaftar di Stock Exchange of Mauritius Ltd (SEM). Melalui anak perusahaannya, CTI, Arindo memegang peran penting dalam investasi dan aktif menjalankan bisnis perdagangan dan perantara perdagangan untuk batu bara termal maupun metalurgi. Arindo akan terus menangkap peluang yang ditawarkan sektor energi yang semakin berkembang di Asia Pasifik dengan memanfaatkan dukungan dari perusahaanperusahaan dalam Grup Adaro serta model bisnisnya yang terintegrasi.

 

Adaro Capital Limited (ACL)

ACL merupakan perusahaan dalam pilar Adaro Capital yang didirikan untuk menjadi pusat treasury Grup Adaro untuk investasi instrumen keuangan, juga batu bara dan mineral lainnya demi menghasilkan nilai maksimum bagi pemegang saham.

Pada tahun 2018, ACL bersama EMR Capital, suatu private equity manager spesialis pertambangan, mendapat peluang melakukan transaksi besar yang menghasilkan akuisisi terhadap 80% kepemilikan Rio Tinto atas Kestrel Coal Mine (Kestrel) yang terletak di Bowen Basin, Queensland, Australia, yang merupakan salah satu wilayah batu bara metalurgi premium dunia, melalui Kestrel Coal Resources Pty Ltd (“KCR”). ACL memiliki 48% dari KCR, sementara EMR Capital memiliki 52% sisanya. Akuisisi Kestrel adalah tonggak bersejarah dalam ekspansi strategis untuk portofolio batu bara metalurgi Grup Adaro yang akan memperkuat posisinya di pasar batu bara metalurgi dan mendukung pertumbuhan grup di jangka panjang.

Pada tahun 2021, Kestrel mencatat produksi batu bara yang dapat dijual sebesar 5,67 juta ton, atau hampir sama dengan produksi tahun 2020. Penjualan batu baranya pada tahun 2021 mencapai 5,56 juta ton, atau turun 7% secara y-o-y. In 4Q21, volume produksi batu bara yang dapat dijual mencapai 1,67 juta ton, dan volume penjualan batu bara tercatat 1,65 juta ton. Tujuan penjualan Kestrel didominasi oleh pasar-pasar utama di Asia. India bertahan sebagai tujuan penjualan terbesar pada tahun 2021, diikuti Korea Selatan dan Jepang. Target Kestrel untuk volume produksi batu bara yang dapat dijual pada tahun 2022 adalah sekitar 7 juta ton.

ADARO FOUNDATION

Pilar Adaro Foundation (Yayasan Adaro Bangun Negeri – YABN), satu-satunya pilar nirlaba Grup Adaro, didirikan pada tahun 2009 untuk menaungi kegiatan-kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) perusahaan- perusahaan anak AEI demi implementasi dan hasil yang terbaik. Melalui CSR, perusahaan berinteraksi dan mendekatkan diri kepada masyarakat. Masyarakat membutuhkan dukungan sumber daya dari perusahaan untuk meningkatkan standar hidup dan perusahaan membutuhkan dukungan masyarakat agar wilayah operasi menjadi tempat yang aman dan nyaman serta kondusif bagi kelancaran kegiatan operasi, yang sangat penting bagi kelangsungan bisnis. Kedekatan dengan masyarakat memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan serta program- program pemberdayaan masyarakat yang paling tepat untuk menciptakan masyarakat mandiri baik selama maupun setelah masa operasi grup, yang merupakan tujuan utama aktivitas CSR AEI.

Pada akhirnya, YABN ingin meninggalkan legacy berupa perubahan yang positif di lima bidang utama: ekonomi, edukasi, kesehatan, sosial budaya, dan lingkungan, dan karenanya memilih nama Adaro Nyalakan Perubahan, yang menyasar kelima bidang tersebut masing-masing dengan slogan Adaro Nyalakan Ilmu, Adaro Nyalakan Sejahtera, Adaro Nyalakan Raga, Adaro Nyalakan Budaya, dan Adaro Nyalakan Lestari.

Porsi kelima bidang tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada agar selalu tepat sasaran. Karena pada tahun 2021 pandemi COVID-19 belum juga usai, sebagian besar program CSR YABN masih difokuskan pada bidang kesehatan untuk pencegahan dan penanggulangan COVID-19 dan bidang ekonomi agar masyarakat sekitar dapat mempertahankan kesejahteraan walaupun harus menghadapi pembatasan-pembatasan yang menjadi bagian protokol kesehatan. Untuk bidang kesehatan, Grup Adaro memberi dukungan sumber daya untuk menghadapi keterbatasan fasilitas kesehatan di wilayah operasinya yang cukup terpencil dan ambil bagian dalam aktivitas-aktivitas yang dilakukan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan untuk menurunkan penyebaran dan mempercepat penyembuhan pasien yang terinfeksi COVID-19. Untuk bidang ekonomi, aktivitas difokuskan pada pemulihan ekonomi masyarakat melalui dukungan bagi UMKM binaan dan peningkatan kapasitas wirausaha agar dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada di sekitarnya demi ketahanan ekonomi masyarakat.

 

Adaro Nyalakan Perubahan

Visi CSR AEI tercermin dalam pernyataan visi keberlanjutannya, yakni “Terwujudnya masyarakat yang sejahtera, cerdas dan mandiri dalam lingkungan yang lestari”. Untuk mendukung pencapaian visi tersebut, perusahaan merumuskan serangkaian misi keberlanjutan, yaitu:

  • memberdayakan masyarakat secara inklusif berbasis potensi dan kebutuhan lokal menuju masyarakat yang berkarakter, produktif, dan mampu mengembangkan diri sendiri;
  • mendukung keberlanjutan usaha Grup Adaro dengan membangun dan memperkuat institusi berbasis masyarakat sebagai agen perubahan di bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial budaya dan lingkungan;
  • membangun kemitraan dengan para pemangku kepentingan baik di tingkat lokal maupun nasional;
  • dan mendukung program prioritas pemerintah yang diimplementasikan di area operasional Grup Adaro.

 

Dalam implementasi program CSR, Grup Adaro memprioritaskan upaya yang beretika untuk mewujudkan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik melalui program-program yang menyelaraskan kebutuhan masyarakat dengan operasional bisnis untuk menghasilkan manfaat bersama atau creating shared value (CSV).

Adaro Nyalakan Perubahan diwujudkan melalui serangkaian inisiatif yang dikelompokkan menjadi lima program utama yang masing-masing mewakili bidangnya: Adaro Nyalakan Ilmu, Adaro Nyalakan Sejahtera, Adaro Nyalakan Raga, Adaro Nyalakan Budaya, dan Adaro Nyalakan Lestari. Pada tahun 2021, melalui perusahaan-perusahaan anak, AEI mengeluarkan dana sebesar Rp94,3 miliar untuk kegiatan-kegiatan Adaro Nyalakan Perubahan, yang terdiri dari:

  • Adaro Nyalakan Ilmu: Rp31,7 miliar
  • Adaro Nyalakan Sejahtera: Rp8,8 miliar
  • Adaro Nyalakan Raga: Rp48,6 miliar*)
  • Adaro Nyalakan Budaya: Rp4,2 miliar
  • Adaro Nyalakan Lestari: Rp1 miliar

Komentar