THE ILLUSORY TRUTH EFFECT (Efek Ilusi Kebenaran)

 Kebohongan yang diungkapkan berkali-kali maka akan di terima sebagai kebenaran. Artinya jika suatu kebohongan dikatakan terus-menerus, disebarluaskan di berbagai tempat maka orang-orang akan memercayai itu adalah merupakan suatu fakta.

Fenomena psikologi ini pertama kali diidentifikasi oleh penelitian pada 1977, yang menyimpulkan bahwa ketika seseorang menemukan isu yang belum jelas kebenarannya, orang tersebut akan mengandalkan informasi yang paling sering dia dapatkan untuk memutuskan isu itu benar atau tidak.

Bayangkan kamu pindah ke tempat baru dan berkenalan dengan teman baru. Seorang temanmu mengatakan "Jangan main sama si Baco dia suka beli gajah" misalkan. Mungkin kamu akan sulit menerima dan percaya tetapi jika kamu bertanya dengan teman yang lain dan mereka mengiyakannya, maka lama-lama kamu akan tambah percaya dengan isu itu. Apalagi kamu menyadari isu itu telah beredar luas. Semakin hari kepercayaan itu akan semakin kuat.

Ketika kamu mendengar isu kamu tidak akan langsung percaya. Itu karena kamu mengkritisinya di dalam otak.

Tapi kalo si informasi baru ini diucapkan banyak orang, isi informasinya sama, dan ada di mana-mana, proses filter ini semakin berkurang, dari yang awal kamu tidak percaya lambat laun menadi percaya.

Contoh lain pada mitos jangan duduk diatas bantal nanti kena puru-puru singkul, atau anak perawan yang masaknya keasinan sudah ingin dilamar,atau ketika bersin tandanya seseorang sedang membicarakan kita.

Mitos memang tidak masuk akal, tapi karena diucapkan terus menerus,turun temurun, dan tersebar luas dimana-mana, maka lama-lama kita jadi percaya dan takut me
langgar mitostersebut.


 

Komentar