RMK AKUNTANSI LINGKUNGAN TERLENGKAP

 


A. PENGERTIAN AKUNTANSI LINGKUNGAN

Akuntansi lingkungan merupakan istilah yang berkaitan dengan kebijakan memasukkan biaya lingkungan ke dalam praktik akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul dari sisi keuangan maupun non keuangan. Biaya lingkungan harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang memengaruhi kualitas lingkungan. (Ikhsan, 2008).

B. ASPEK – ASPEK AKUNTANSI LINGKUNGAN

Aspek – aspek akuntansi lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Pengakuan identifikasi pengaruh negatif aktivitas bisnis perusahaan terhadap lingkungan dalam praktik akuntansi konvensional.

2. Identifikasi, mencari, dan memerikasa persoalan bidang akuntansi konvensional yang bertentangan dengan kriteria lingkungan serta memberikan solusi.

3. Melaksanakan langkah – langkah proaktif dalam menyusun inisiatif untuk memperbaiki lingkungan pada praktik akuntansi konvesional.

4. Pengembangan format baru sistem akuntansi keuangan dan non keuangan serta sistem pengendalian pendukung keputusan manajemen ramah lingkungan.

5. Identifikasi biaya – biaya dan pendapatan apabila perusahaan lebih peduli terhadap lingkungan dari berbagai program perbaikan lingkungan.

6. Pengembangan format kerja, penilaian, serta pelaporan internal dan eksternal perusahaan.

C. TUJUAN AKUNTANSI LINGKUNGAN

Tujuan akuntansi lingkungan (Pramanik, et.al., 2007) antara lain adalah untuk:

1. Mendorong pertanggungjawaban entitas dan meningkatkan transparansi lingkungan.

2. Membantu entitas dalam menetapkan strategi untuk menanggapi isu lingkungan hidup dalam konteks hubungan entitas dengan masyarakat dan terlebih dengan kelompok-kelompok penggiat (activist) atau penekan (pressure group) terkait isu lingkungan.

3. Memberikan citra yang lebih positif sehingga entitas dapat memperoleh dana dari kelompok dan individu ’hijau’, seiring dengan tuntutan etis dari investor yang semakin meningkat.

4. Mendorong konsumen untuk membeli produk hijau dan dengan demikian membuat entitas memiliki keunggulan pemasaran yang lebih kompetitif dibandingkan entitas yang tidak melakukan pengungkapan.

5. Menunjukkan komitmen entitas terhadap usaha perbaikan lingkungan hidup.

6. Mencegah opini negatif publik mengingat perusahaan yang berusaha pada area yang berisiko tidak ramah lingkungan pada umumnya akan menerima tentangan dari masyarakat.

 D. FUNGSI DAN PERAN AKUNTANSI LINGKUNGAN

Fungsi dan peran akuntansi lingkungan dibagi ke dalam dua bentuk, yaitu fungsi internal dan fungsi eksternal (Gunawan Wibisono, 2011) :

1.      Fungsi Internal

Fungsi internal merupakan fungsi yang berkaitan dengan pihak internal perusahaan sendiri. Pihak internal adalah pihak yang menyelenggarakan usaha, seperti konsumen dan rumah tangga produksi maupun jasa lainnya. Adapun yang menjadi actor dan faktor dominan pada fungsi ini adalah pimpinan perusahaan. Sebab pimpinan perusahaan merupakan faktor yang bertanggung jawab dalam setiap pengambilan keputusan maupun penentuan setiap kebijakan internal perusahaan.

2.      Fungsi Eksternal

Fungsi eksternal merupakan fungsi yang berkaitan dengan aspek pelaporan keuangan. Fungsi eksternal member kewenangan bagi perusahaan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan stakeholders, seperti pelanggan, rekan bisnis, investor, penduduk lokal maupun bagian administrasi. Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik atas pemakaian sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya.

 

E, TUJUAN PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN

Tujuan akuntansi lingkungan adalah untuk meningkatkan jumlah informasi relevan yang dibuat bagi mereka yang memerlukan atau dapat menggunakannya (Hadi, 2012). Tujuan lain dari pengungkapan akuntansi lingkungan berkaitan dengan kegiatan konservasi lingkungan oleh perusahaan maupun organisasi lainnya yaitu mencakup kepentingan organisasi publik dan perusahan-perusahaan publik yang bersifat lokal. Menurut Ikhsan (2008) tujuan dan maksud dikembangkannya akuntansi lingkungan yaitu sebagai berikut :

a. Akuntansi lingkungan merupakan alat manajemen lingkungan, sebagai alat manajemen lingkungan. Akuntansi lingkungan digunakan untuk menilai keefektifan kegiatan konservasi lingkungan. Data akuntansi lingkungan juga digunakan untuk menentukan biaya fasilitas pengelolaan lingkungan, biaya keseluruhan konservasi lingkungan dan juga investasi yang diperlukan untuk kegiatan pengelolaan lingkungan.

b. Akuntansi lingkungan sebagai alat komunikasi dengan masyarakat, sebagai alat komunikasi publik, akuntansi lingkungan digunakan untuk menyampaikan dampak negatif lingkungan, kegiatan konservasi lingkungan dan hasilnya kepada publik. Tanggapan dan pandangan masyarakat digunakan sebagai umpan balik untuk mengubah pendekatan perusahaan dalam pelestarian atau pengelolaan lingkungan.

F. PENTINGNYA AKUNTANSI LINGKUNGAN

Biaya lingkungan merupakan salah satu beberapa tipe biaya yang dikorbankan seperti halnya perusahaan memberikan barang dan jasa kepada konsumen (pelanggannya). Kinerja lingkungan merupakan salah satu dari beberapa ukuran penting tentang keberhasilan perusahaan. Beberapa alasan manajemen perlu memperhatikan biaya lingkungan dan kinerja lingkungan menurut Sudarno (2008) antara lain :

1. Beberapa biaya lingkungan dapat dikurangi dan dieliminasi secara signifikan sebagai hasil dari keputusan bisnis, mulai dari operasi perubahan pergudangan, ke investasi dalam teknologi pemrosesan yang lebih hijau, meredesain proses / produk.

2. Biaya lingkungan (misalnya penghematan biaya lingkungan secara potensial) dapat dikaburkan dalam akun biaya overhead atau bahkan diabaikan.

3. Beberapa perusahaan telah menemukan bahwa biaya lingkungan dapat di offset dengan perolehan pendapatan melalui penjualan limbah, produk sampingan atau cadangan polusi yang dipindahkan atau lisensi teknologi untuk penjumlahan.

4. Manajemen biaya lingkungan yang lebih baik dapat dihasilkan dengan mengembangkan kinerja lingkungan dan memperoleh manfaat yang signifikan terhadap kesehatan manusia seperti halnya dalam keberhasilan bisnis.

5. Dengan biaya lingkungan dan kinerja lingkungan, pemrosesan dan produk dapat memperbaiki penetapan biaya produk dan penetapan harga yang lebih tepat dan dapat membantu perusahaan dalam mendesain pemrosesan, produk dan jasa yang lebih ramah lingkungan dimasa depan.

6. Keunggulan kompetitif terhadap pelanggan dapat dihasilkan dari pemrosesan, produk jasa yang dapat dijelaskan dengan lingkungan yang lebih baik.

7. Akuntansi biaya dan kinerja lingkungan dapat mendukung pengembangan perusahaan dan operasi sistem manajemen lingkungan secara menyeluruh. Sistem seperti itu perlu segera diberlakukan untuk perusahaan yang ikut perjanjian perdagangan internasional guna memenuhi standar konsensus internasional ISO 14001.

G. PERANAN AKUNTAN DALAM MASALAH LINGKUNGAN

Masalah lingkungan saat ini tidak lagi merupakan masalah yang hanya diperhatikan oleh pakar lingkungan melainkan telah menjadi masalah ekonomi (Sudarno, 2004). Secara tidak langsung, akuntan dan akuntansi lingkungan dapat berperan dalam membantu masalah penanganan lingkungan. Peranan akuntan dalam membantu manajemen mengatasi masalah lingkungan melalui lima tahap, yaitu (Gray 1993 dalam Akbar, 2011) :

1. Sistem akuntansi yang ada saat ini dapat dimodifikasi untuk mengidentifikasi masalah lingkungan dalam hubungannya dengan masalah pengeluaran seperti biaya kemasan, biaya hukum, biaya sanitasi dan biaya lain-lain yang berkenaan dengan efek lingkungan.

2. Hal-hal yang negatif dari sistem akuntansi saat ini perlu diidentifikasikan, seperti masalah penilaian investasi yang belum mempertimbangkan masalah lingkungan.

3. Sistem akuntansi perlu memandang jauh kedepan dan lebih peka terhadap munculnya isu-isu lingkungan yang selalu berkembang.

4. Pelaporan keuangan untuk pihak eksternal dalam proses berubah, seperti misalnya berubah ukuran kerja perusahaan di masyarakat.

5. Akuntansi yang baru dari sistem informasi memerlukan pengembangan seperti pemikiran tentang kemungkinan adanya “eco balance sheet”. 

H. PERTIMBANGAN AKUNTANSI LINGKUNGAN

Meskipun akuntansi lingkungan memiliki banyak manfaat dan merupakan ide yang baik dalam teori, mungkin sulit untuk dimasukkan ke dalam praktek. Ketika melembagakan praktek akuntansi lingkungan dan sosial, perlu untuk mengingat bahwa banyak biaya dihitung dalam akuntansi lingkungan tidak berwujud dan sulit diukur. Perusahaan harus memastikan menerapkan standar yang sama dan memberikan nilai yang sama ke sumber daya di seluruh organisasi. Beberapa nilai bersifat subyektif dan berbeda dengan individu, sehingga dapat menjadi sulit untuk datang ke sebuah konsensus tentang apa yang harus mengukur dan bagaimana. akuntansi sosial juga dapat menantang, sebagai nilai-nilai sosial kadang-kadang berubah dengan cepat.

 

Komentar