Bagai
permadani
Menelisik
hati
Harus
terasing tuk sembunyi
Harus
Membenci tuk mengunci
Sang
isyhik telah datang kedalam hati
Tak
lelap tidur tujuh malam tujuh hari
Duhai yang penuh misteri
Bukan
bermaksud berlebih
Tetapi
hati tak sanggup di satu sisi
Nanti
akhirnya dapat melukai
Nanti
permadani kusut dan tercerai berai
Sari
dan Permadani
kuharap
kau bisa mengerti
Rindu
yang membuat singa terkulai
Jangan
salahkan dirimu untuk hal ini
Jangan
pula salahkan aku yang memulai
Salahkan
cinta yang mengatur damai
Sari
dan permadani
Andai
kau mengerti
Sakit
masa di hardik pasti
Dikepung pedang bergagang janji
Sari
dan Permadani
Sesat
rasa di tipu mata
Sesat
jiwa ditipu raga
Sungguh
jiwa bagai berlomba
Segala
arah terasa sama
Sesatlah
hati karena cinta
Sari
dan Permadani
Sungguh
jiwa tak mampu terus begini
Akan
kucari alasan untuk menghindar atau lari
Agar
hati sedikit membenci
Agar
rasa dapat ditutupi
Agar
tetap Terpenjara di dalam sunyi
Telah
terkurung buronan yang gigih
Hingga
sang tahanan melarikan diri
Teruslah
utang yang selalu ditagih
Tetapi
bukan emas yang ditagih
Melainkan
utang raga di kurung jiwa
Utang
kata di kurung masa
Utang
rindu dikunci benci yang ditagih
Apakah
cinta harus dinista
Ataukah
cinta harus dipuja
Tak
adakah yang bisa memberi jawabannya
Atau
setidaknya memberi pilihan yang ketiga
Memang
wanita untuk pria
Pria
pun untuk wanita
Jahat
pria jahat pula wanita
Baik
pria baik pula wanita
Masing-masing
punya cinta
Hati
wanita siapalah yang tahu bentuknya
Dalamnya
hati tak ada yang tahu dasarnya
Cintapun
Tak pernah salah katanya
Manusialah
yang selalu salah katanya
Tapi
akhirnya ini hanyalah penyakit yang namanya cinta
Layaknya
panas di dalam gunung merapi
Tak
mampu terus diam menyendiri
Diwaktu
dimana ia terludahi di atas bumi
Diwaktu
itu bencana dan kesusahan terjadi
Akan
tetapi
Apabila
beberapa saat waktu telah menemani
Bumi
kan berubah menjadi surga yang subur bak dihampar permadani
Menghidupi
Yang telah mati, Memulai yang tersudahi
Sungguh
begitulah yang telah dan akan selalu terjadi
Wahai
Sari dan Permadani
Sungguh
Kepastian adalah hal yang lebih terpilih
Dibanding
hal yang belum tentu diketahui
Penawar
derita sepanjang jejak kaki
Jawablah
dengan penuh kejujuran hati
Meski
madu yang kau beri
Sungguh
hati telah tercukupi
Dan
bila racun yang kau suguhi
Diri
ini pelan menjauhi
Akan
tetapi
Jika
yang engkau pilih adalah yang tak terpilih
Maka
sungguh wanita tak dapat dimengerti
Bagai
lautan luas tak bertepi
Tak
seorangpun yang sanggup menyebrangi
Tetapi
satu yang aku kumengerti
Sari dan permadani
Engkau cantik hari ini
Engkau cantik hari ini
Komentar
Posting Komentar