Indikator Kesejahteraan Sosial Ekonomi
Pada mulanya, pendapatan per kapita digunakan untuk mengukur ingkat
kesejahteraan masyarakat suatu Negara, sebab dapat menggambarkan laju
perkembangan tingkat kesejahteraan berbagai Negara. Namun dalam
perkembangannya, pendapatan per kapita yang digunakan mengukur tingkat
kesejahteraan masyarakat mempunyai banyak kelemahan-kelemahan.
Pendapatan per kapita yang dianggap sebagai pengukur tingkat
kesejahteraan tidak menggambarkan komposisi umur, distribusi pendapatan
masyarakat, komposisi pendapatan nasional, corak pengeluaran,
perubahan-perubahan dalam keadaan pengangguran. (Ahmad mahyudi,2004:
151)
Kesejahteraan dalam pembangunan sosial ekonomi, tidak dapat
didefinisikan hanya berdasarkan konsep materialis dan hedonis, tetapi
juga memasukkan tujuan-tujuan kemanusiaan dan kerohanian. Tujuan-tujuan
tersebut tidak hanya mencakup masalah kesejahteraan ekonomi, melainkan
juga mencakup permasalahan persaudaraan manusia dan keadilan sosial
ekonomi, kesucian kehidupan, kehormatan individu, kehormatan harta,
edamaian jiwa dan kebahagiaan, serta keharmonisan kehidupan keluarga dan
masyarakat.
Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat digambarkan oleh jumlah
pendapatan atau penghasilan dari masyarakat tersebut. Semakin besar
tingkat pendapatan suatu masyarakat berarti tingkat kesejahteraan
masyarakat tersebut juga akan semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya,
semakin rendah tingkat pendapatan suatu masyarakat maka tingkat
kesejahteraannya pun akan semakin rendah. Penghitungan pendapatan
masyarakat sangat sulit untuk dilakukan pada suatu survei atau sensus.
Oleh sebab itu maka untuk menghitung tingkat pendapatan atau penghasilan
suatu masyarakat selama ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan
terhadap jumlah pengeluaran terutama pengeluaran rumah tangga dalam
masyarakat tersebut. Pengeluaran rumah tangga yang dimaksud dibedakan
menurut jenisnya, yaitu pengeluaran rumah tangga untuk makanan dan
pengeluaran rumah tangga untuk non makanan. Melalui kedua jenis
pengeluaran tersebut dapat diketahui jumlah pendapatan dari rumah tangga
bersangkutan. Selain dapat mengetahui jumlah pendapatan rumah tangga
dari suatu masyarakat dapat pula diketahui pola konsumsi dari
masyarakat.
Faktor utama dari tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk adalah daya
beli, sehingga apabila daya beli menurun, maka berdampak pada menurunnya
kemampuan untuk memenuhi pelbagai kebutuhan hidup yang menyebabkan
tingkat kesejahteraan menurun. Pengeluaran rumah tangga merupakan salah
satu indikator yang dapat memberikan gambaran keadaan kesejahteraan
penduduk. Semakin tinggi pendapatan, maka porsi pengeluaran akan
bergeser dari pengeluaran untuk makanan ke pengeluaran untuk bukan
makanan. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 masih
diyakini telah berakibat pada pola pengeluaran rumah tangga khususnya
yang berpendapatan rendah. Perubahan pola konsumsi tersebut terjadi
karena adanya penurunan standar hidup secara drastis akibat meningkatnya
hargaharga kebutuhan rumah tangga yang memaksa mereka khususnya yang
berpendapatan rendah untuk melakukan tindakan dengan melakukan tindakan
dengan memberikan prioritas pada pengeluaran untuk makanan.
Berlandaskan Kerangka Dinamika Sosial Ekonomi Islami, suatu pemerintahan
harus dapat menjamin kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan
lingkungan yang sesuai untuk aktualisasi pembangunan dan keadilan
melalui implementasi Syariah. Hal itu terwujud dalam pembangunan dan
pemerataan distribusi kekayaan yang dilakukan untuk kepentingan bersama
dalam jangka panjang. Sebuah masyarakat bisa saja mencapai puncak
kemakmuran dari segi materi, tetapi kejayaan tersebut tidak akan mampu
bertahan lama apabila lapisan moral individu dan sosial sangat lemah,
terjadi disintegrasi keluarga, ketegangan sosial dan anomie masyarakat
meningkat, serta pemerintah tidak dapat berperan sesuai dengan porsi dan
sebagaimana mestinya. Salah satu cara yang paling konstruktif dalam
merealisasikan visi kesejahteraan lahir dan bathin bagi masyarakat yang
sebagian masih berada di garis kemiskinan, adalah dengan menggunakan
sumber daya manusia secara efisien dan produktif dengan suatu cara yang
membuat setiap individu mampu mempergunakan kemampuan artistik dan
kreatif yang dimiliki oleh setiap individu tersebut dalam merealisasikan
kesejahteraan mereka masing-masing.
Hal ini tidak akan dapat dicapai jika tingkat pengangguran dan semi
pengangguran yang tinggi tetap berlangsung. (Merza Gamal Pengkaji Sosial
Ekonomi Islami)
Dimensi kesejahteraan Sosial Ekonomi
Kesejahteraan adalah terpenuhinya kebutuhan yang bersifat materiil
maupun spiritual. Suatu koperasi dikatakan sejahtera jika memperhatikan
hal-hal sebagai berikut: Segi kesejahteraan materiil misalnya:
memberikan pinjaman kepada anggota berupa uang dan menyedian kebutuhan
anggota sehari-hari. Segi kesejahteraan spiritual misalnya:
- Memupuk kesadaran untuk berkoperasi.
- Memupuk semangat kerja dalam bidang pendidikan.
- Membimbing anggota agar bisa hidup hemat, mengurangi pemborosan dan menanamkan budaya menabung pada anggota.
Sejahtera dan bahagia merupakan situasi dan kondisi yang sangat
didambakan oleh semua orang. Seseorang dikatakan sejahtera apabila ia
mempunyai pekerjaan yang sesuai dengan bakat yang dimiliki serta hasil
pekerjaan tersebut dapat memenuhi kebutuhan hidup, minimal kebutuhan
sandang, pangan, dan perumahan. Jika kebutuhan ini telah terpenuhi,
menurut Maslow manusia sudah bisa dikatakan sejahtera dalam hidupnya.
(Indiro Gito sudarmo dan I Nyoman Sudita,1997: 30-31)
Dengan demikian kesejahteraan merupakan hal yang sangat penting untuk
suatu lembaga atau perusahaan, karena tanpa adanya kesejahteraan orang
akan cepat pergi meninggalkan perusahaan atau lembaga karena tidak
adanya kepedulian perusahaan pada anggotanya.
Komentar
Posting Komentar