I.
KARAKTERISTIK HUTANG
Dalam FASB dalam SFAC No. 6, hutang
didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang yang mungkin
timbul karena kewajiban sekarang suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau
memberikan jasa kepada entitas lain di masa mendatang sebagai akibat transaksi
masa lalu.
Dari pengertian tersebut komponen
utama hutang antara lain:
A.
Kewajiban Sekarang
1) Kewajiban pada
kreditor/hutang
2) Kewajiban
kepada pemilik
B. Hasil
Transaksi Masa Lalu
Syarat lain dari hutang adalah
berasal dari transaksi masa lalu. Transaksi tersebut menunjukkan transaksi yang
benar-benar telah terjadi sehingga dapat digunakan untuk memastikan bahwa hanya
kewajiban sekarang yang harus dicatat sebagai hutang dalam neraca.
2. TERJADINYA HUTANG
A.
Keadaan Yang Dapat Menimbulkan Hutang
a.
terjadi/telah terjadi
b. terjadi
pada suatu saat tertentu di masa mendatang
c.
terjadi karena tidak dilaksanakannya suatu tindakan di masa yang akan datang.
Hutang dapat terjadi karena beberapa
factor antara lain:
1. Kewajiban
legal/kontrak (Contractual liabilities)
Kewajiban legal adalah hutang yang
timbul karena adanya ketentuan formal berupa peraturan hukum untuk membayar kas
atau menyerahkan berang (jasa) kepada entitas tertentu.
2. Kewajiban konstruktif
(constructive liabilities)
Kewajiban konstruktif timbul karena
kewajiban tersebut sengaja diciptakan untuk tujuan/kondisi tertentu, meskipun
secara formal tidak dilakukan melalui perjanjian tertulis untuk membayar
sejumlah tertentu dimasa yang akan datang.
3. Kewajiban equitable
Kewajiban ekuitabel adalah hutang
yang timbul karena adanya kebijakan yang diambil oleh perusahaan karena alas an
moral/etika dan perlakuannya diterima oleh praktik secara umum.
B.Unconditional Right Of Offset
a. Ada
kemungkinan bahwa pengorbanan potensi jasa/manfaat ekonomi masa mendatang akan
dilakuka atau akan terjadi
b. Jumlah
hutang dapat diukur dengan cukup pasti
Menurut Kam (1990) hutang dapat
diakui berdasarkan kondisi berikut ini:
1. Didasarkan pada hukum
2. Pemakaian prinsip
konservatisme
3. Substansi ekonomi
suatu transaksi
4. Kemampuan mengukur
nilai hutang
3. PENGUKURAN HUTANG
Besarnya nilai hutang tersebut harus
didiskontokan dengan tingkat bunga tertentu dengan rumus sebagai berikut:
PV = F (1 + r)-1
PV = Nilai sekarang dari hutang pada
tanggal penilaian
F = Aliran kas masa mendatang pada
periode t dari tanggal penilaian
r = tingkat bunga
4. PENYELESAIAN HUTANG
·
Pembayaran kas
·
Penyerahan aktiva
·
Pemberian jasa
·
Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban yang lain atau,
·
Konversi kewajiban menjadi ekuitas
Kewajiban juga dapat dihapus dengan
cara lain seperti kreditor membebaskan atau membatalkan haknya.
A.
In-Subsance Defeseance
In-Subsance Defeseance adalah suatu rencana perjanjian
dimana seorang debitur menempatkan sejumlah tertentu harta moneter secukupnya
yang bebas resiko pada kuasa badan perwakilan (trust) tertentu untuk
digunakan sebagai pembayaran hutang di masa mendatang.
B.Kredit Tangguhan (Deferred Credit)
uang muka yang
dibayar pembeli tetapi produk belum diserahkan kepada pembeli. Kasus demikian
menunjukkan adanya kewajiban untuk menyerahkan aktiva atau jasa pada masa
mendatang kepada pembeli.
C.
Hutang Dan Rugi Kontijensi (Contingent loss/Liabilities)
Dalam FASB Statement
No. 5 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kontijensi adalah suatu kondisi
atau situasi yang menimbulkan ketidakpastian akan timbulnya kemungkinan hutang
atau rugi suatu perusahaan, dimana timbulnya kemungkinan tersebut tergantung
pada terjadi atau tidaknya suatu hutang terutama menyangkut kewajiban sekarang
atau masa mendatang.
5. KONSEP EKUITAS
A. Teori Ekuitas
Ø Teori
Proprietary
dalam akuntansi, tujuan perusahaan,
jenis modal, makna rekening dan lain-lain semuanya dilihat dari sudut pandang
pemilik. Dengan demikian tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran
pemilik. Persamaan akuntansi yang digunakan adalah
Aktiva – hutang = modal
teori proprietary menganut wealth
concept.
Makna laba (Income)
Berdasarkan sudut pemilik,
pendapatan diartikan kenaikan modal pemilik, sementara biaya diartikan Sebagai
penurunan modal pemilik. Dengan demikian laba merupakan kenaikan kekayaan atau
kemakmuran pemilik selama satu periode yang menjadi hak bagi pemilik
1. Teori Entitas (
Kesatuan Usaha)
Teori entitas didasarkan atas
persamaan akuntansi:
Aktiva = Hutang = Modal
Atau
Aktiva = Modal ( Hutang = Modal
Pemilik)
Jadi hutang adalah kewajiban
khusus perusahaan, dan aktiva menunjukkan hak perusahaan menerima barang dan
jasa khusus atau manfaat lainnya
Ada 2 versi teori entitas , yaitu
a. Versi Tradisional
Menurut pandangan tradisional
perusahaan beroperasi untuk pemegang ekuitas (equity holders) yaitu pihak yang
memberi dana bagi perusahaan. Dengan demikian perusahaan harus melaporkan
status investasi dan konsekuensiinvestasi yang dilakukan pemilik
b. Versi Baru
Pandangan ini menyatakan bahwa
perusahaan beroperasi atas namanya sendiri dan berkentingan terhadap
kelangsungan hidupnya sendiri.
karena pemilik dan kreditor
merupakan pemegang ekuitas yang memberi dana, maka persamaan akuntansinya
adalah:
Aktiva = Ekuitas
Makna laba
Dalam pendekatan entitas ini,
laporan rugi laba relevan dibandingkan neraca, alasannya:
ØPemegang
ekuitas lebih tertarik pada alba yang merupakan hasilm dari investasi mereka
ØPerusahaan
didirikan dengan maksud mencari laba
ØLaba
merupakan perubahan dalam aktiva bersih perusahaanØPendapatan adalah aliran
masuk aktiva karena transaksi yang dilakukan perusahaan
ØBiaya
adalah cost aktiva atau jasa yang digunakan perusahaan dalam rangka
menghasilkan pendapatan
Laba ditahan
Menurut pandangan tradisional:
· Bunga pinjaman adlah
distribusi laba ditahan atas pemakaian pinjaman modal bukan biaya bagi kreditor
· Deviden merupakan distribusi
laba ditahan bagi pemilik saham
· Pajak penghasilan merupakan
distribusi laba ditahan
Menurut pandangan baru
Kreditor dan pemegang saham dianggap
sebagai pihak luar. Bunga pinjaman, deviden dan pajak penghasilan dianggap
sebagai biaya perusahaankarena menurunkan jum;lah ekuitas unit usaha tersebut
2. Teori Ekuitas
Residual
Aktiva – Ekuitas khusus = Ekuitas
Residual
3. Teori Enterprise
dalam teori enterprise perusahaan
dipandang sebagai lembaga sosial yang dioperasikan dalam rangka memberikan
manfaat bagi banyak pihak yang berkepentingan. Dalam arti luas pihak-pihak yang
berkepentingan meliputi pemegang saham, kreditur, pegawai, konsumen, pemerintah
dan masyarakat secara umum. Jadi bentuk luas dari teori enterprise dapat
dipandang sebagai teori akuntansi sosial
4. Teori Dana
Teori dana mengabaikan asumsi
hubungan personal dalam teori proprietary dan asumsi personifikasi perusahan
sebagai unit ekonomi dan legal secara artifisal dalam teori entitas. Menurut
teori dana, unit aktivitas operasi merupakan dasar akuntansi. Unit
aktivitas operasi ini disebut dana yang meliputi sekelompokaktiva dan restriksi
atau batasan-batasan yang menggambarkan fungsi atau aktivitas ekonomi. Teori
dana berdasarkan pada persamaan akuntansi sebagai berikut
Aktiva = Restriksi Aktiva
Aktiva menggambarkan jasa prospektif
kepada dana atau unit operasi. Hutang merupakan retriksi aktiva khusus atau
umum dari dana. Modal yang diinvestasikan mencerminkan retriksi legal atau
financial untuk menggunakan aktiva. Konsep teori dana ini banyak digunakan di
sektor pemerintah dan lembaga nir laba.
PERTANYAAN!
1.
Apa perbedaan ekuitas dan modal?
2.
Apakah garansi juga termasuk utang?
Sebagian dari hasil penjualan dipakai untuk
membayar bahan baku dan jasa yang dibeli dari masyarakat di luar perusahaan.
Sisanya adalah kekayaan atau nilai tambah perusahan atau nilai tambah perusahaan
yang diciptakan oleh pegawai yang ada di dalam perusahaan yang bekerja
dengan sejumlah modal yang berasal dari pemegang saham, kreditur dan pemakaian
fasilitas umum yang disediakan oleh pemerintah
B.MetodePenentuan Nilai Tambah
Ada dua metode yang dapat digunakan
untuk menghitung nilai tambah suatu perusahaan, yaitu:
1. Metode
Subtractive, yaitu nilai tambah perusahaan dapat dihitung dari besarnya
nilai penjualan atau output kotor perusahaan yaitu dengan cara hasil penjualan
(HP) dikurangi dengan beban input (BI) yang terdiri dari bahan baku atau jasa
yang dibeli dari luar perusahaan yang dipakai untuk menghasilkan penjualan
tersebut atau secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
NT = HP- BI
2. Metode additive
merupakan nilai tambah perusahaan dapat dihitung dari laporan laba opeasi,
yaitu dengan cara menjumlahkan jumlah input produksi yang berasal dari modal
dan tenaga kerja dalam rangka menghasilkan penjualan. Dalam istilah akuntansi
adalah jumlah laba operasi (sebelum pajak, bunga dan pos-pos luar biasa tetapi
setelah menghilangkan unsur beban operasi dan laba yang berasal dari kegiatan
non produksi) ditambah dengan biaya gaji dan upah pegawai atau secara matematis
dirumuskan sebagai berikut:
NT = BG + (LO – NP)
NT : Nilai Tambah
BG : Beban Gaji dan Upah
LO : Laba Operasi
NP : Beban Operasi dan Laba yang
Berasal dari Kegiatan Non Produksi
C.
Penyusunan Laporan Nilai Tambah
Laporan keuangan nilai tambah dapat
disusun dengan mudah hanya dengan mengubah laporan Laba Rugi. Besarnya laba
yang ditahan perusahaan dapat dihitung dengan cara mengurangkan berbagai macam
beban, pajak dan deviden dari hasil penjualan atau secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut:
LD = HP – BI – Dep – BG – I – Div –
T…….(1)
LD : Laba Ditahan
HP : Hasil Penjualan
BI : Total Beban Input Bahan Baku
dan Jasa Lain
BG : Beban Gaji dan Upah Pegawai
Dep : Beban Depresiasi
I : Beban Bunga
Div : Deviden yang Dibayar
T : Pajak Penghasilan
Dengan mengubah persamaan (1) yaitu
memindahkan elemen hasil penjualan, beban input dan beban depresiasi ke sebelah
kiri persamaan serta memindahkan elemen beban gaji, beban bunga, deviden, pajak
dan laba ditahan ke sebelah kanan persamaan, maka dapat dihitung besarnya nilai
tambah bersih:
HP – BI – Dep = BG + I + Div + T +
LD ……………(2)
Jika nilai depresiasi dalam
persamaan (2) dipindahkan ke sebelah kanan persamaan maka akan didapat besarnya
nilai tambah kotor:
HP – BI = BG + I + Div + T + LD +
Dep
Contoh:
Perusahaan A. Menjual bahan baku
kepada perusahaan B. Secara keseluruhan penjualan ini tidak akan menaikkan
nilai tambah, karena pertambahan nilai pada A akan diimbangi dengan pengurangan
nilai tambah pada B (sebagai biaya bahan pada B). Apabila barang yang diperjual
belikan itu aktiva tetap, maka seandainya B melaporkan atas dasar nilai tambah
kotor, pembelian aktiva tetap oleh B tidak akan mengurangi nilai tambah,
sedangkan nilai tambah A akan naik sebesar penjualan aktiva tetap tersebut.
Contoh tabel nilai tambah kotor:
Hasil
penjualan
Rp. 100.000
Beban input Bahan
Baku
Rp. 30.000
Nilai tambah
kotor
Rp. 70.000
Didistribusikan Kepada:
Gaji dan
Upah
Rp. 30.000
Bunga dan
Deviden
Rp. 15.000
Pajak
Penghasilan
Rp. 10.000
Untuk mempertahankan dan memperluas
aktiva:
Depresiasi
Rp. 10.000
Laba Ditahan Rp.
5.000
Rp. 15.000
Nilai tambah
kotor
Rp. 70.000
Contoh tabel nilai tambah bersih:
Hasil
penjualan
Rp. 100.000
Dikurangi:
Beban input Bahan
Baku
Rp. 30.000
Depresiasi
Rp. 10.000
Rp. 40.000
Nilai tambah
bersih
Rp. 60.000
Didistribusikan Kepada:
Gaji dan
Upah
Rp. 30.000
Bunga dan
Deviden
Rp. 15.000
Pajak
Penghasilan
Rp. 10.000
Laba
Ditahan
Rp. 5.000
Nilai tambah bersih
Rp. 60.000
D.
Manfaat Laporan Nilai Tambah
·
Pengungkapan
Laporan nilai tambah merupakan usaha
memberikan informasi yang lengkap dan relevan tentang kegiatan perusahaan dengan
memasukkan informasi beberapa kelompok orang yang berkepentingan terhadap
perusahaan, seperti pemilik, kreditur, pegawai dan pemerintah.
Bagi pemakai laporan keuangan yang
sudah ahli hal ini dapat dibenarkan karena mereka dengan mudah dapat mencari
informasi yang sama dari laporan tahunan perusahaan. Namun demikian, perlu
diingat bahwa tujuan utama laporan keuangan adalah memberikan informasi yang
berguna bagai berbagai macam pemakai laporan keuangan yang memiliki kebutuhan
dan kemampuan menganalisa yang berbeda.
·
Sederhana dan Fleksibel
Laporan nilai tambah sangat mudah
disusun hanya dengan memodifikasi laporan laba rugi. Desamping itu, bentuk dan
isi laporan nilai tambah lebih mudah dipahami dibandingkan laporan laba rugi,
khususnya bagi para pegawai, pemilik modal dan pemerintah, karena laporan
tersebut mengelompokkan pihak-pihak yang ikut menyumbang tercipiptanya nilai
tambah perusahaan.
·
Hubungan Industrial
Laporan nilai tambah memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan laporan laba rugi.
1. laporan nilai tambah
menggambaran peranan pegawai di dalam perusahaan oleh karena dipandang sebagai
pihak yang ikut menyumbangkan terciptanya kekayaan perusahaan. Sedang
dalam laporan laba rugi diperlakukan sebagai beban.
2.
dengan memberikan insentif kepada
para pegawai atas dasar basarnya sumbangan mereka terhadap nilai tambah
perusahaan, maka dengan sendirinya akan menaikkan motivasi pegawai di dalam
proses penciptaan kekayaan perusahaan.
3. laporan nilai tambah
dapat digunakan sebagai referensi guna penyelesaian kasus-kasus pemburuhan.
·
Kebijakan Ekonomi
Laporan nilai tambah berperan dalam
memperbaiki kegiatan analisa ekonomi, oleh karena konsep nilai tambah konsisten
dengan analisa input-output yang sering dipakai para ekonom untuk menghitung
pendapatan nasional. Apabila setiap perusahaan secara konsisten menyajikan
laporan nilai tambah, maka pemerintah akan mampu mengumpulkan data ekonomi
secara akurat dan tepat waktu yang pada gilirannya akan memberikan data yang
akurat bagi keperluan peramalan dan penyusunan kebijakan ekonomi pemerintah.
·
Analisis Komparasi
Laporan nilai tambah memberikan
tambahan kriteria yang dapat dipakai sebagai dasar untuk meniali dan
membandingkan prestasi suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Dengan
mengetahui besarnya rasio antara nilai tambah dan gaji pegawai akan dapat
diprediksi sehat tidaknya suatu perusahaan. Disamping itu laporan nilai tambah
dapat pula dipakai sebagai alat untuk mengukur besar dan pentingnya suatu
perusahaan. Besarnya perusahaan biasanya tercermin dari besarnya nilai
penjualannya, tetapi perlu diingan bahwa angka nilai penjualan dapat
menyesatkan jika besarnya turnover perusahaan hanyalah pencerminan dari biaya
pembelian produk dari perusahaan lain yang di jual kembali kepada konsumen.
E.
Kelemahan Laporan Nilai Tambah
Bagi para pemakai yang tidak
memahami konsep laporan keuangan, laporan nilai tambah dapat membingungkan
mereka sebab nilai tambah suatu perusahaan baik sebaliknya laba perusahaan
turun.
Misalnya penjualan suatu perusahaan
R. 100.000, sedang biaya inputnya Rp. 0 dan biaya gaji pegawai Rp. 110.000.
laporan nilai tambah perusahaan menunjukkan Rp.100.000 (Rp. 100.000 – Rp. 0 dan
menderita kerugian bersih sebesar Rp. 100.000 (Rp.100.000 – Rp. 110.000). apa
yang terjadi pada perusahaan ini sebenarnya adalah kekayaan yang diciptakan
oleh perusahaan Rp. 100.000 sedangkan kekayaan yang didistribusikan kepada
pegawai sebesar Rp. 110.000 melebihi besarnya kekayaan yang diciptakan. Jadi
ada transfer kekayaan dari pemegang saham ke pegawai perusahaan.
Komentar
Posting Komentar