PEMBAHASAN
A. Definisi Biaya
Secara umum, dapat
dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan
disebut dengan biaya. FASB (1980)mendefinisikan biaya srbagai suatu aliran
keluar (outflows) atau pemakaian
aktiva atau timbulnya hutang (atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang
berasal dari penjualan atau produksi barang, atau penerahan jasa atau
pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama suatu entitas.
Sedang IAI (1994)
mendefinisikan biaya sebagai penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya
kewajiban yang mengkibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian
kepada penanam modal (paragraf 70).
Biaya Dan Rugi (Losses)
Atas dasar
definisi biaya diatas dapat dikatakan bahwa yang termasuk biaya hanya cost yang benar-benar dikorbankan untuk
menghasilkan pendapatan. Penggunaan aktiva atau pengurangan cost aktiva yang tidak berkaitan dengan
proses memperoleh pendapatan seharusnya dikelompokan sebagai rugi(losses).
Memang rugi dan biaya merupakan perubahan-perubahan yang relevan, yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan laba perusahaan. Akan tetapi, hanya biaya yang
harus ditandingkan dengan pendapatan pada periode terjadinya.
B. Klasifikasi Biaya
Adolph
Matz dalam Hartanto (1976 : 41), menyatakan bahwa, penggolongan biaya sesuai
dengan sifat elemen (natural
classification), yaitu:
1.
Biaya manufacturing atau biaya pabrik.
a.
Biaya bahan baku
Biaya bahan
baku yaitu yang diidentifikasikan terhadap produk yang dihasilkan dan secara
phisik bahan tersebut menjadi bagian yang menyeluruh dari produk yang selesai.
b.
Biaya upah langsung
Biaya upah
langsung yaitu upah atau biaya dari tenaga kerja yang secara langsung menangani
atau terlibat mengerjakan bahan baku untuk diolah menjadi bahan jadi.
c.
Biaya overhead pabrik
Biaya
overhead yaitu biaya produk tidak langsung atau biaya yang selain biaya bahan
baku dan tenaga kerja. Biaya ini tidak dapat diidentifikasikan secara langsung
terhadap produk yang diproduksi.
Biaya
overhead ini dapat dibagi atau digolongkan kedalam biaya sebagai berikut:
•
Biaya bahan pembantu adalah bahan yang tidak menjadi bagian dari pada
produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian dari produk jadi tetapi
nilainya relatif kecil.
•
Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah upah dari tenaga kerja yang
tidak langsung mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Misalnya gaji mandor,
gaji pegawai administrasi dan lain-lain. Biaya factory overhead umum adalah
biaya overhead yang selain biaya bahan baku tidak langsung dan biaya tenaga
kerja tidak langsung.
2.
Biaya komersial (commercial expense) meliputi:
Biaya-biaya
penjualan (marketing expance) atau didisribusikan expence dan seling expence.
Biaya-biaya ini dimulai pada titik dimana biaya produksi berakhir yaitu jika
proses produksi telah selesai dan barang-barangnya ada dalam kondisi yang dapat
dijual.
3.
Biaya administrasi yaitu meliputi biaya yang terjadi dalam mengarahkan,
mengawasi dan mengadministrasikan perusahaan berdasarkan kelompok ini maka
kelompok biaya yang dibebankan kepada harga pokok adalah biaya produksi atau
biaya manufacturing. Untuk membedakan apakah suatu biaya digolongkan dalam
pengeluaran modal atau pengeluaran pendapatan maka terdapat tiga factor yang
harus dipertimbangkan yaitu:
•
Manfaatnya
•
Jumlahnya
•
Pertimbangan manajemen
Harmanto (1992 : 26), Obyek biaya dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a.
Obyek-obyek biaya untuk perhitungan harga pokok produksi dan penentuan
rugi laba periodik.
b. Obyek-obyek
biaya untuk perencanaan dan pengendalian manajemen.
c.
Obyek-obyek untuk pengambilan keputusan.
Dari tiga
obyek biaya di atas maka peneliti hanya akan membahas pada obyek biaya untuk
penentuan harga pokok produksi.
- Pengukuran Dan Pengakuan Biaya
Pengukuran Biaya
Sejalan
dengan penilaian aktiva, biaya dapat diukur atas dasar jumlah rupiah yang
digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu, pengukuran biaya
dapat didasarkan pada:
a.
Cost Historis
Cost
historis merupakan jumlh rupiah kas atua setaranya yang dikorbankan untuk
memperoleh aktiva. Pengukuran biaya atas dasar cost historis, dapat digunakan
untuk jenis aktiva seperti gedung, peralatan dan sebagainya.
b.
Cost Pengganti/Cost Masukan Terkini (Replacement Cost/ Curent Input
Cost)
Cost masukan
terkini menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran yang harus dikorbankan
sekarang oleh suatu entitas untuk memperoleh aktiva yang sejenis dalam kondisi
yang sama. Contohnya, penilaian untuk persediaan.
c.
Setara Kas (Cash Equivalent)
Setara kas
adalah jumlah rupiah kas yang dapat direalisir dengan cara menjual setiap jenis
aktiva dipasar bebas dalam kondisi perusahaan normal. Nilai ini biasanya
didasarkan pada catatan harga pasar barang bebas yang sejenis dalam kondisi
yang sama. Pos aktiva berwujud biasanya menggunakan dasar penilaian ini. Meskipun ada berbagai dasar penilaian, dalam praktik yang paling banyak
digunakan untuk mengukur biaya adalah cost historis.
Pengakuan Biaya
Pada
dasarnya cost memiliki dua kedudukan
penting, yaitu: (a) Sebagai aktiva(potensi jasa) dan (b) Sebagai beban
pendapatan (biaya). Atas dasar konsep kontinuitas usaha, cost mula-mula
diperlakukan sebagai aktiva dan kemuian baru diperlakukan sebagai pengurang
pendapatan(biaya). Misalnya, cost persediaan ada awalnya dicatat/di akui
sebagai aktiva. Apabila cost tersebut telah dinytakan keluar (dijual) untuk
menghasilkan pendapatan, maka cost tersebut dinyatakan sebagai biay, dengan
nama cost barang terjual (cost of goods sold).
Konsep Penandingan (Matching)
Konsep penadungan adalah konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar
hubungan yang tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya. Pendatan
merupakan hasil yang dituju perusahan, semantara cost yang dikeluarkan untuk memproleh pendapatan tersebut
merupakan upaya yang dilakukan perusahaan . dengan demikian , pendapatan harus
ditandingkan dengan biaya yang diperkirakan telah menghasilkan pendapatan
tersebut, agar dihasilkan besarnya laba yang tepat.
Hubungan Sebab Akibat
Dasar paling ideal untuk menandingkan biaya dengan
pendapatan adalah hubungan sebab akibat. Meskipun dasar ini sulit untuk
dibuktikan, namun atas dasar pengamatan yang dilakukan para akuntan menunjukkan
bahwa barang/jasa tertentu yang digunakan dalam proses produksi pada akhirnya
akan membantu dalam proses menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.
Oleh karena itu dasar penandingan ini sering disebut dengan penandingan
langsung (direct or product matching
). Contoh dari biaya yang dapat ditandingkan dengan dasar penandingan langsung
adalah biaya komisi penjualan, gaji dan upah, serta cost barang terjual(cost of goods sold).
Alokasi Sistematis Dan Rasional
Alokasi sistematik dan rasional sering disebut dengan dasar penandingan
periodik (period matching) atau
penandingan tidak langsung (inderict
matching). Alokasi sistematik dan rasional dapat digunakan sebagai dasar
penandingan apabila dasar penandingan hubungan sebab akibat tidak dapat
dilakukan. Atas dasar konsep penandingan ini, ukuran penandingan yang digunakan
bukan produk (unit fisik) tetapi periode. Dengan demikian, biaya diakui dan
dihubungkan dengan pendapatan pada periode terjadinya. Cost yang yang terjadi
dapat dialokasikan dalam beberapa peirode, dan dapat juga langsung diakui dan dibebankan
sebagai biaya.
Pemilihan terhadap dua alternative tersebut tergantung pada keadaan yang
melandasi timbulnya cost tersebut. Apabila manfaat cost suatu aktiva lebih dari
satu periode, maka cost tersebut dialokasikan secara sistematis pada periode yang
menikmati manfaat tersebut. Depresiasi aktiva tetap merupakan contoh alokasi
sistematis. Masalah yang sering muncul dalam alokasi ini adalah banyaknya
metode alokasi yang dapat digunakan dalam proses alokasi cost. Depresiasi dapat
mengunakan metode alokasi seperti garis lurus, ouput produksi, jumlah angka
tahun dan sebagainya.
Pembebanan Segera (Immediate Rocognition)
Apabila tidak alasan yang kuat untuk membebankan cost atas dasar
hubungan sebab akibat ataupun alokasi sistematis dan rasional, maka cost
langsung ddapa dibebankan pada periode terjadinya. Alasan yang melandasi
pembebanan dengan cara ini adalah kepraktisan. Misalnya, pencatatan terhadap
biaya advertensi.
D. Perbedaan Biaya dan Beban
Biaya adalah suatu nilai tukar
prasyarat atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh suatu manfaat,
dimana periodenya lebih dari satu tahun.
Beban adalah penurunan manfaat
ekonomi dalam suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar aktiva atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pada pembagian kepada penanam modal.
Letak di Laporan Keuangan :
- Biaya, di neraca (Belum terpakai, biaya-biaya yang dianggap akan memberi
manfaat dimasa yang akan datang, berupa aktiva) Misal : Sewa Dibayar Dimuka.
- Beban, di laporan laba-rugi (Pengeluaran/Biaya yang telah terpakai dan
tidak dapat memberikan manfaat lagi dimasa yang akan datang) Misal : Beban
Sewa.
Periode Akuntansi :
- Biaya periodenya lebih dari satu tahun, merupakan pengeluaran modal (capital expenditure)
- Beban periodenya kurang dari satu tahun, merupakan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)
Biaya (cost)
pada mulanya dapat dicatat sebagai aktiva (asset)
atau sebagai beban (expense). Biaya
yang akan memberikan manfaat hanya pada periode berjalan/sekarang biasanya
dicatat sebagai beban dibandingkan aktiva. proses pencatatan ini disebut
pembebanan / pelekatan (expensing)
biaya. Beban memberikan jasa kini kepada organisasi, yang pada gilirannya
menghasilkan pendapatan. Sebagai contoh ; pembayaran 2.000.000 untuk sewa
kantor bulan ini biasanya akan dicatat sebagai beban (beban sewa) dibandingkan
sebagai aktiva (sewa dibayar dimuka).
PERTANYAAN:
Komentar
Posting Komentar